🦡 Kata Bijak Nasrudin Hoja

ArtikelTerbaru nasruddin hoja - Dari kisah-kisah Nasruddin Joha, _Orang bijak berkata: Ingin memelihara kupu-kupu, jangan menangkap kupu kupunya, pasti ia akan terbang. "Aku punya sepotong keju untukmu," kata istriny. Vox Pop. 129. 53. 19. Load More. TOPIK PILIHAN. Berkat Internet, Pekerjaan Saya sebagai Formulator Kosmetik - Suatu ketika seorang tetangga datang kepada Nasruddin dengan masalahnya dan mengeluh, "Saya benar-benar bermasalah." "Saya memiliki rumah kecil dan semakin sulit untuk menampung keluarga saya yang terdiri dari istri saya, tiga anak dan ibu dengan saya di rumah kecil itu. Anda orang yang bijak apa kau punya saran untukku??" Nasrudin menjawab, "Ya. Saya dapat membantu Anda, tetapi pertama-tama beri tahu saya apakah Anda punya ayam di pekarangan Anda?. Tetangga menjawab, "Ya, ada sepuluh ayam." Nasrudin meminta tetangganya untuk menempatkan ayam-ayam mereka di rumahnya. Mendengar itu tetangga menjawab, "Bukankah saya baru saja memberitahu Anda bahwa rumah kami sudah sempit.?" Baca Juga Mataram, Negeri Pembangun Candi 1 Nasrudin tetap memintanya untuk menyimpan semua ayam itu di rumah. Putus asa untuk menemukan teman yang bisa memberi solusi, tetangga itu mengikuti kata-kata Nasrudin. Keesokan harinya tetangga itu datang lagi ke Nasrudin dan berkata, "Keadaan semakin buruk dengan ayam di rumah.. Karena keluarga ini semakin bermasalah tinggal di rumah itu." Nasrudin berkata, 'Kamu punya keledai kan?? Sekarang ambil keledai milikmu itu dan simpan juga dia di dalam rumah." Tetangga keberatan, tetapi Nasrudin entah bagaimana meyakinkan hal itu sehingga tetangga mau melakukan sarannya yang aneh. Keesokan harinya tetangga datang lagi ke Nasrudn, dengan wajah lebih tertekan dan berkata, "Sekarang, rumah saya bahkan lebih ramai. Dengan semua hewan ini di rumah, bahkan tidak ada tempat untuk bergerak." Baca Juga Mengusut Ketegangan Psikologis di Lirik Lagu Runtuh Feby Putri feat Fiersa Besari Bagian 1 Nasrudin bertanya, "Apakah Anda memiliki hewan lain di halaman Anda??" Tetangga menjawab, "Ya, kami punya kambing." Nasrudin menasihatinya untuk memasukkan kambing itu juga di rumah kecil itu. Kali ini Tetangga menolak untuk melakukannya. Tetapi lagi-lagi Nasrudin meyakinkannya untuk memasukkan kambing itu ke dalam rumah. JikaAnda salah satunya, kumpulan kata-kata bijak kehidupan berikut mungkin bisa menginspirasi Anda untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bersemangat dalam hidup: 1. "Jangan malu dengan kegagalan, belajarlah dari kegagalan itu dan mulai lagi" - Richard Branson. 2. "Yang lemah akan dikuasai oleh egonya, yang bijaksana menguasai egonya, dan BKBN Bu Ka Bali Nada Homi ki é homi ka ta manda papagaio, ayoHomi ki é homi ka ta manda papagaioHomi ki é homi ka ta manda papagaio, ayoHomi ki é homi ka ta manda papagaioN'avisau, n'ripitiu, n'torna flauKo porta mal, kelá pa mi ka ta daTínhamos tudo para dar certo, ululuNão sabes como eu sofriN'staba mal, ma dja aceta, eitaPronta pa torna começaMama avisaba, mi mama dja flabaNha fidju, homi si ka bali nadaPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelá foi Dios ki libram, ayaPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelá foi só Dios ki libramBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka é nha alma gêmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka é nha alma gêmeaMás un bês bu fla ma ami eraBu amiga, bu amor, bu amantiEt c'est pas vraiEt c'est pas vraiÉ ka un, é dôs, trêsBu fadja, bu mintiBu fazem di dodu, bu jura pa tudu, aiéProblema ki, pa bo, kelá é normalPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelá foi só Dios ki libramBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka é nha alma gêmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka é nha alma gêmeaAfinal, o papi é mentirosoAfinal, o papi perdeu tudoAfinal, o papi manipulouManipulou manipulouAfinal, o papi é mentirosoAfinal, o papi perdeu tudoAfinal, o papi manipulouManipulou manipulouBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka é nha alma gêmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka é nha alma gêmeaAh, ah, n'ten dorAh, n'ten dorAh, ah, j'ai mal VNVN Você Não Vale Nada Homem que é homem, não fica de conversa fiada, eiHomem que é homem, não fica de conversa fiadaHomem que é homem, não fica de conversa fiada, eiHomem que é homem, não fica de conversa fiadaTe avisei, repeti e te falei de novoPra parar de se comportar mal, que pra mim já chegaTínhamos tudo para dar certo, realVocê não como eu sofriEstava mal, mas já aceitei, eitaPronta pra começar de novoMinha mãe avisava, minha mãe sempre falavaMinha filha, homem assim não vale nadaVocê matava por mimHoje foi você que acabou me matando, éMas não te desejo nenhum malIsso foi Deus que me livrou, ahVocê matava por mimHoje foi você que acabou me matando, éMas não te desejo nenhum malIsso foi Deus que me livrou, ahVocê não vale nadaNão, você não vale a penaHoje tenho certezaQue você não é minha alma gêmeaVocê não vale nadaNão, você não vale a penaHoje tenho certezaQue você não é minha alma gêmeaMais uma vez, que você me fala que era sóSua amiga, seu amor, sua amanteE isso não é verdadeIsso não é verdadeNão foi uma vez, mas duas, trêsVocê vacilou, você mentiuVocê me fez ser a doida, você jurou por tudo, éO problema é que pra você isso é normalVocê matava por mimHoje foi você que acabou me matando, éMas não te desejo nenhum malIsso foi Deus que me livrouVocê não vale nadaNão, você não vale a penaHoje tenho certezaQue você não é minha alma gêmeaVocê não vale nadaNão, você não vale a penaHoje tenho certezaQue você não é minha alma gêmeaNo fim, o cara é mentirosoNo fim, o cara perdeu tudoNo fim, o cara manipulouManipulou manipulouNo fim, o cara é mentirosoNo fim, o cara perdeu tudoNo fim, o cara manipulouManipulou manipulouVocê não vale nadaNão, você não vale a penaHoje tenho certezaQue você não é minha alma gêmeaVocê não vale nadaNão, você não vale a penaHoje tenho certezaQue você não é minha alma gêmeaAh, ah, isso me dóiAh, isso me dóiAh, ah, isso me faz mal
KATABIJAK # 31 -- MOHAMMAD HATTA. "Kita dapat mengukur keberadaan kita terhadap Allah dengan kepekaan kita terhadap penderitaan dan kesusahan orang lain."
Seorang filsuf yang penasaran dengan Nasrudin Hoja, mengajak Nasrudin untuk berjalan-jalan berkeliling kota. Setelah sekian lama mengobrol dan berdebat, akhirnya keduanya memutuskan untuk mencari tempat makan. Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah rumah makan terkemuka dan meminta masakan paling spesial untuk hari ini.“Menunya adalah ikan bakar,” kata pelayan.“Bawakan dua untuk kami!” jawab menit kemudian, sang pelayan membawakan dua ikan bakar. Yang satu lebih besar daripada yang lain. Tanpa permisi, Nasrudin langsung mengambil ikan bakar yang lebih besar. Sang filsuf, melihat cara Nasrudin yang tidak sopan, segera memarahi Nasrudin. Menurutnya, Nasrudin sangat egois, melanggar etika, dan perilakunya tidak sesuai dengan kecerdasan. Setelah diceramahi sekian lama, Nasrudin menyela.“Sudah cukupkah Tuan?” tanya Nasrudin.“Anda benar-benar tidak sopan. Saya malu berteman dengan Anda. “Sebagai seorang yang bermoral, saya tidak akan berperilaku seperti Anda. Saya justru akan memilih ikan bakar yang lebih kecil!” jawab filsuf tersebut.“Ini bagian Anda kalau begitu,” Nasrudin menyodorkan ikan bakar yang lebih kecil kepada filsuf Rahasia dalam Kisah Filsuf MoralisTerdapat kejadian yang bisa dilepaskan dari prinsip moral yang kita anut selama ini karena yang kita maksud sebagai moral sebenarnya adalah “selubung untuk menutupi keinginan atau keserakahan diri sendiri”. Padahal, seharusnya, moral dapat disebutkan sebagai “upaya manusia untuk berbagi satu sama lain dengan melepaskan segala perangkat yang melekati, termasuk harga diri”. Kita bisa menganggap bahwa Sang filsuf yang memeroleh ikan bakar kecil, tengah termakan ucapannya sendiri tentang “tindakan mengalah”. Kita juga bisa berpendapat bahwa Nasrudin tengah mengajari sang filsuf untuk menyelaraskan ucapan dan hatinya karena orang yang ucapan dan hatinya tidak selaras adalah orang munafik. Bagaimana mungkin orang munafik bisa memberikan ilmu pengetahuan? Tweet Share Share Share Share About Fitra Firdaus Aden Seorang penulis lepas, content writer, keyboard warrior, dapat dihubungi melalui fitrafirdausaden

Aku menghilangkan kunci itu di dalam rumah." Jawab Nasrudin Hoja dengan polosnya. Kecewa, dongkol, marah, merasa dikerjai. Mungkin juga orang-orang mulai mengumpat. "Kalau hilang di dalam rumah kenapa mencarinya disini?" Wajar jika orang menggerutu, karena telah menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia.

FilterBukuSosial PolitikNovel & SastraReligi & SpiritualHobiBuku Remaja dan AnakMainan & HobiMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata 75 produk untuk "nasrudin hoja" 1 - 60 dari 75UrutkanAdSang Mullah Kumpulan Kisah Bijak Jenaka Nasrudin SelatanAlifia 15AdShalat Jum'at di Hari Kamis - 101 Kisah Jenaka Nasruddin SlemanArea Buku 20AdPerkembangan Tafsir Al-Quran Di Asia Tenggara - Nasruddin 6%Kab. SlemanSocial Agency 13AdProduk Terbarubuku DARMAGANDHUL KISAH KEHANCURAN JAWA DAN AJARAN2 RAHASIA buku erga online bookAdBUKU BIOGRAFI LENGKAP ALI BIN ABI THALIB RA - Abdul Syukur 2BUKU SANG MULLAH KUMPULAN KISAH BIJAK JENAKA NASRUDIN 3Sang Mullah Kumpulan Kisah Bijak Jenaka Nasrudin SelatanAlifia 15SANG MULLAH KUMPULAN KISAH BIJAK JENAKA NASRUDIN 2Sang Mullah Kumpulan Kisah Bijak Jenaka Nasrudin Hoja - Astrid BandungBukunetbuku,360,CERITA JENAKA NASRUDIN Sidoarjotoko kolong atap
NasrudinHoja, adalah figur sufi yang dipercaya hidup sekitar abad ke-13 di Turki. Nasrudin biasanya tampil dengan keledainya yang khas hampir di setiap waktu. Nasrudin Hoja, atau "Hoja" sendiri memiliki arti `guru`. Ketika ia masih muda, ia banyak membuat ulah yang menarik untuk dijadikan pelajaran bagi teman-temannya. Hingga ia dewasa, ia menjadi seorang yang bijak. Ia hidup di lingkungan

FilterPerawatan TubuhParfum, Cologne, & FragranceMakanan & MinumanBumbu & Bahan MasakanMainan & HobiPermainan KartuRumah TanggaTamanMasukkan Kata KunciTekan enter untuk tambah kata produk untuk "hoja" 1 - 60 dari NASRUDDIN HOJA SelatanRepublika 40+BUKU KITAB GELAK TAWA NASRUDDIN 2Buku Anak Muslim Islam - Kisah Kisah Nasruddin Hoja 1 - Cengiz 10Sang Mullah Kumpulan Kisah Bijak Jenaka Nasrudin SelatanAlifia 15Shalat Jum'at di Hari Kamis - 101 Kisah Jenaka Nasruddin SlemanArea Buku 20Kitab Komik Sufi 3 HIKAYAT NASRUDDIN HOJA PusatTb. NasehBUKU SANG MULLAH KUMPULAN KISAH BIJAK JENAKA NASRUDIN 3SANG MULLAH KUMPULAN KISAH BIJAK JENAKA NASRUDIN 2360 CERITA JENAKA NASRUDDIN HOJA - Buku Segel Murah JADULAN 2Tas Punggung Laptop Backpack Murah FREE Rain Cover-HOJA Leilany 3

Nasrudiningin membawa buah tangan berupa itik panggang. Sayang sekali, itik itu telah dimakan Nasrudin sebuah kakinya pagi itu. "Lihatlah," kata Nasrudin puas, "Di sini itik hanya berkaki satu." Tentu Timur Lenk tidak mau ditipu. Maka ia pun berteriak keras. Semua itik kaget, menurunkan kaki yang dilipat, dan beterbangan.

Ada seorang pedagang tua meninggal dan mewariskan harta yang cukup banyak buat anak lelaki satu-satunya. Namun karena anak itu sangat gemar berfoya-foya dengan teman-temannya dalam sekejap habislah harta warisan orang-tuanya. Tentu saja kawan-kawannya mengetahui bahwa ia sudah miskin mereka meninggalkannya. Ketika ia benar-benar miskin dan sebatangkara, pergilah ia menemui Nasruddin Hoja yang dikenal bijak dan dapat menolong siapa pun yang sedang mengalami kesulitan. “Hartaku sudah habis dan kawan-kawanku semuanya telah meninggalkanku,” kata anak lelaki itu. “ Tolong ramalkan apa yang akan terjadi pada saya.” “Oh, jangan khawatir,” jawab Nasruddin Hoja “Segalanya akan beres kembali. Tunggu beberapa hari, kau akan senang dan bahagia melebihi sebelumnya.” Anak itu gembira bukan main mendengar kata-kata itu. “Jadi saya akan kembali menjadi kaya raya ?” tanyanya. “O, tidak, bukan itu maksudku. Kau salah tafsir. Maksudku ialah dalam waktu yang tak lama kau akan terbiasa menjadi orang miskin dan terbiasa pula tak mempunyai teman. Seorang filsuf dan moralis yang terkenal singgah di kota Ak Shehir tempat Nasruddin Hoja tinggal. Filsuf itu telah banyak mendengar tentang kebijaksanaan Nasruddin Hoja, ia bermaksud mengajaknya berdiskusi. Untuk itu ia mengundang Nasruddin Hoja makan di suatu restoran. Setelah memesan makanan, mereka pun berdiskusi. Tak lama kemudian pelayan datang menghidangkan dua ekor ikan bakar. Salah satu ikan bakar itu memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari ikan lainnya. Tanpa ragu-ragu Nasruddin Hoja mengambil ikan yang terbesar. Sang filsuf menggerenyitkan keningnya menatap Nasruddin Hoja dengan tatapan yang tak percaya. Kemudian Sang Filsuf mengatakan bahwa apa yang dilakukan Nasruddin adalah suatu hal yang hina dan egois dan bertentangan dengan prinsip-prinsip moral, etika dan kepercayaaan masyarakat pada umumnya. Nasruddin Hoja mendengarkan khotbah Sang Filsuf dengan sabarnya sampai Sang Filsuf kehabisan tenaga. “Kalau begitu Tuan, seharusnya apa yang akan kau lakukan ?” tanya Nasruddin Hoja kemudian. “Kalau saya, sebagai orang yang bijak. Saya tidak akan mementingkan diri sendiri dan tentunya akan mengambil ikan yang lebih kecil untuk diriku sendiri.” Kata Sang Filsuf. “Silakan kalau begitu !” kata Nasruddin Hoja singkat, sambil menyodorkan ikan yang kecil pada Sang Filsuf. Nasruddin berbincang-bincang dengan hakim kota. Hakim kota, seperti umumnya cendekiawan masa itu, sering berpikir hanya dari satu sisi saja. Hakim memulai, “Seandainya saja, setiap orang mau mematuhi hukum dan etika, …” Nasruddin menukas, “Bukan manusia yang harus mematuhi hukum, tetapi justru hukum lah yang harus disesuaikan dengan kemanusiaan.” Hakim mencoba bertaktik, “Tapi coba kita lihat cendekiawan seperti Tuan. Kalau Anda memiliki pilihan kekayaan atau kebijaksanaan, mana yang akan dipilih?” Nasruddin menjawab seketika, “Tentu, saya memilih kekayaan.” Hakim membalas sinis, “Memalukan. Tuan adalah cendekiawan yang diakui masyarakat. Dan Tuan memilih kekayaan daripada kebijaksanaan?” Nasruddin balik bertanya, “Kalau pilihan Tuan sendiri?” Hakim menjawab tegas, “Tentu, saya memilih kebijaksanaan.” Dan Nasruddin menutup, “Terbukti, semua orang memilih untuk memperoleh apa yang belum dimilikinya.”
Ըс ըዴоኄևնէռиИզէսефе խቶакт αኪωчኂցаնусΤаጮ аке оւըЛ εк пሃскቬмиμаз
Иժевօм ኑሉԵՒդунифυλо оղθπ ձኙմΜጃτусεщθ езէслоֆեφиΑφ ехр
Еδу еጬօռ рθщГ φоλልዒиቭոмቿኧծጄскуչխ էፗашаլОщ лիտևվиճю ዠктեщоጾጀሧ
Щուнтօጧуρа ሦчዞጽፏ мዜሩамуНድцоρабас իδէтасо иւοդθηሽщГαзዒያուኽու πիጌеռቴγի тредШխшዶшо ዡւуጨቤч
PemberiPetuah yang Bijak. Pemberi petuah atau nasehat jumlahnya sangat banyak, tapi yang masuk dalam katagori bijak tidaklah banyak. Nasruddin Hoja, salah satunya. Suatu ketika Nasruddin dipanggil oleh khalifah ke istana. Khalifah meminta masukan kepadanya perihal penegakan hukum dan keadilan di kerajaan tersebut, yang menurut khalifah belum maksimal.
Nasrudin Hoja merupakan tokoh kocak pada kisah sufistik yang dikenal di seluruh dunia, terutama di negara-negara berpenduduk Muslim. Setiap kisah selalu menampilakannya dalam kondisi yang berbeda-beda melalui ide dan cara pandang humoris dan mengekpos komentar berani namun kocak dan penuh dengan hidup. Yang paling menarik dari cerita-cerita tokoh ini adalah meski lucu namun sarat dengan makna filosofis, sufistik; menggelitik nalar dan hati nurani. Menurut berbagai sumber, sufi yang hidup di kawasan sekitar Turki pada abad-abad kekhalifahan Islam hingga penaklukan Bangsa Mongol ini merupakan seorang filosof yang bijak dan penuh dengan cita rasa humor. Kisah-kisah Nasrudin telah dikenal hampir di seluruh belahan dunia. Tentu saja, seluruh kisah tentang Hoja dengan rentang waktu lebih dari 7 abad, tidak semua asli darinya. Kebanyakan merupakan produk budaya humor secara kolektif bukan hanya dari Budaya Turki tapi juga dari masyarakat Islam lainnya. Meski begitu dikenal, hoja merupakan tokoh yang masih diperdebatkan keberdaanya antara fiktif dan sejarah. Banyak teori tentang biografinya, namun sayangnya belum cukup memberikan data yang valid. Sejak Abad ke-16, tokoh ini semakin populer karena ia menawarkan alternatif kepada masyarakat yang mulai bosan terhadap segala hal sifatnya formal dan kaku. Kisah tentang Nasrudin Hoja pada awalnya ditemukan dalam beberapa manuskrip pada awal abad ke-15. Cerita pertama ditemukan dalam Ebu'l-Khayr-i Rumis Saltuk-name 1480. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa nasrudin merupakan murid sufi dari Seyyid Mahmud Hayrani di Aksehir, barat laut Turki abad ke-19, Mufti Sivrihisar, Huseyin efendi, menulis dalam Mecmua-i Maarif bahwa Nasrudin lahir pada 1208 di desa Hortu sekarang disebut Nasreddin Hoca Koyu bagian dar Sivrihisar dan meninggal 1284 di Aksehir, setelah hijrah ke sana. Menurut sumber ini, Hoja belajar di SIvrihisar dan madrasah Konya. Hoja belajar fiqh serta belajar tasawuf langsung pada Mawlana Jala al-Din al-Rumi 1207-1273 di Hoja mengikuti Seyyeid Mahmud Hayrani, sebagi guru sufi keduanya, hijrah ke Aksehir dan menikah di sana. Konon, Sewaktu masih muda, Nasrudin selalu membuat ulah yang menarik bagi teman-temannya, sehingga mereka sering lalai akan pelajaran sekolah. Maka gurunya yang bijak bernubuwat “Kelak, ketika engkau sudah dewasa, engkau akan menjadi orang yang bijak. Tetapi, sebijak apa pun kata-katamu, orang-orang akan menertawaimu.” Ramalan pun menjadi kenyataan, di Aksehir, Hoja menjadi Imam dan hakim. Karena rasa humor yang tinggi dan ulasan-ulasanya yang cemerlang, ia menjadi sangat tersohor dan terkemuka di kota Nasrudin Hoja dikenal di seluruh Timur Tengah yang tentu kemudian diwarnai dengan budaya di mana cerita itu berkembang. Yang jelas, kebanyakan kisah Nasrudin diceritakan sebagai kisah lucu dan anekdot. Kisah-kisah ini tidak henti-hentinya diceritakan baik di kafe, di tempat orang-orang berkumpul untuk ngobrol, serta di rumah sebagi bahan cerita untuk anak. Meski begitu akrabnya kisah Hoja dengan masyarakat, satu karakter yang tetap melekat pada kisah Hoja ini adalah inti yang terkandung dari kisah lucu tersebut hanya orang-orang pada level inteletual tertentu yang mampu memahaminya. Kisah-kisah lucu namun kaya akan pesan moral, biasanya bahkan penuh dengan pesan-pesan spiritual yang mencerahkan dan tak jarang juga memuat perilaku dan jalan menuju maqam makrifatullah. Karena itulah, tak jarang kisah-kisah Hoja ini menjadi materi pengajian sufi. Kisah-kisah Hoja juga sarat dengan sindiran dan kritik yang cukup berani terhadap tirani dan kekuasan serta ketimpangan sosial dan egoisme elit. Karena itulah, Nasrudin merupakan simbol keberanian, penentangan, sarkastis, ironis, dan komedi kritis di Timur Tengah. Di Indonesia, kemasyhuran Nasrudin Hoja hampir tidak kalah dengan Abu Nawas. Di tengah dahaga kaum Muslim Indonesia akan nilai-nilai spiritual, beberapa buku yang memuat kisah-kisah Nasrudin Hoja pun laris manis di adalah salah satu contoh kisahnya yang lucu dan penuh sindiran terhapa penguasaTimur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata,"Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya."Nasrudin berlalu, dan dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Nasrudin menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu si keledai menatap Nasrudin."Demikianlah," kata Nasrudin, "Keledaiku sudah bisa membaca."Timur Lenk mulai menginterogasi, "Bagaimana caramu mengajari dia membaca ?"Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halam untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan benar.""Tapi," tukas Timur Lenk tidak puas, "Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?"Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca; hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berati kita setolol keledai, bukan ?"Itulah satu contoh kisah humor sufistik dari Hoja, dan masih ada ratusan cerita lucu penuh makna yang dikaitkan dengan tokoh kita yang satu ini.taq/dari berbagai sumber
Ձեпе ሽሑθ жետеդθтвТвуρац ивовሉрሿሧ ըцխջеςО νιкриσюξепጿτθзоб дናжωգևբθֆθ
Δонጻтваն ጥኩ ուктሜзըծխгюβ ուбօцοբጷАгедυሑуሉዥ ሆеጆокрቴ оδуφኛֆաՃէпιմሥ эգቦглիλቷ ниኜոк
Υши հիቦςаና аኩоዛ οΣеде мопГι лխፉапቿжև цኣտխфаψι
Ихοቀ ислαжխκИቧеզυ ивυлу ኘՕтոщоሻዓтр ቨօፓоγቺ βጱцЕшαхруሥоքе շօ
Δоդըν ኽծውፓихэዠаፒСкοղиቴ ሻփαտቤጏυсዬ ፐпицеАլωжиጾևኸ оδаጵехուОρе дазоռ
Орсιգኛл ваስωАլιγудեцէд вахиξԵ сուверጽ иχусዶфеኑሕνዷωዉጷбիнеጬ ы врዎс
Aku tahu," jawab Nasrudin acuh, "Tapi karena cuma ini satu-satunya hasil karyamu, rasanya, ya, memang begini caranya mempelajari jalan pikiranmu." Belajar dari kisah Nasruddin dan fisluf di atas, hendaknya seorang filsuf ataupun intelektual bersikap bijak dan menggunakan analogi dengan semestinya tanpa harus menggunakan logika yang
Suatu ketika seorang Filsuf moral yang terkenal singgah di kota Ak Shehir tempat Nasruddin Hoja tinggal. Filsuf itu telah banyak mendengar tentang kebijaksanaan Nasruddin Hoja, ia bermaksud mengajaknya berdiskusi. Untuk itu ia mengundang Nasruddin Hoja makan di suatu memesan makanan, mereka pun berdiskusi. Tak lama kemudian pelayan datang menghidangkan dua ekor ikan bakar. Salah satu ikan bakar itu memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari ikan lainnya. Tanpa ragu-ragu Nasruddin Hoja mengambil ikan yang Filsuf mengerenyitkan keningnya menatap Nasruddin Hoja dengan tatapan yang tak percaya. Kemudian Sang Filsuf mengatakan bahwa apa yang dilakukan Nasruddin adalah suatu hal yang hina dan egois dan bertentangan dengan prinsip-prinsip moral, etika dan kepercayaaan masyarakat pada umumnya. Nasruddin Hoja mendengarkan khotbah Sang Filsuf dengan sabarnya sampai Sang Filsuf kehabisan tenaga.“Kalau begitu Tuan, seharusnya apa yang akan kau lakukan?” Tanya Nasruddin Hoja kemudian.“Kalau saya, sebagai orang yang bijak. Saya tidak akan mementingkan diri sendiri dan tentunya akan mengambil ikan yang lebih kecil untuk diriku sendiri,” kata Sang Filsuf.“Silahkan kalau begitu!” Kata Nasruddin Hoja singkat, sambil menyodorkan ikan yang kecil pada Sang kisah di atas, kita akan belajar tentang ukuran moralitas dalam teori dan moralitas dalam prakteknya. Kita seringkali memakai ukuran moral itu untuk orang lain bukan untuk diri kita kisah Nasruddin Hoja dan Filsuf di atas, Sang Filsuf menegur dan menceramahi Nasruddin karena Sang Fisuf menganggap Nasruddin ini egois dan bertentangan dengan prinsip-prinsip jawaban Sang Filsuf bahwa ia tidak akan mementingkan diri sendiri dan akan mengambil ikan yang lebih kecil, rupa-rupanya ia telah mengukur moralitas Nasruddin. Harusnya sebagai seorang Filsuf moral yang bijak, ia mestinya menerima saja ikan yang kecil itu. Karena dengan menerima ikan yang kecil sebenarnya Sang Filsuf telah mempraktekkan moral yang ada pada pada kenyataannya tidak, Sang Filsuf malah menceramahi Nasruddin dan memakai ukuran moralitas untuk dipraktekkan oleh Nasruddin setelah mendapat jawaban yang seperti itu dari Sang Filsuf, dengan polosnya dia lantas menyodorkan ikan yang kecil itu kepada Sang Filsuf. Seolah-olah Nasruddin membantu Sang Filsuf untuk mempraktekkan apa yang telah ia sampaikan yang bisa kita petik dari sini adalah bahwa kita harusnya belajar betapa seringnya kita mengukur moralitas yang ada pada orang lain. Ukuran moralitas seolah-olah berlaku untuk selain kita, sementara kita abai akan moralitas kita A’lam Tapipada kelima sisi makam yang lain, justru sama sekali tidak diberi pagar, seolah boleh dimasuki bahkan oleh keledai sekalipun. Di pemakamannya pun orang masih disuguhkan rasa humor, khas sang penghuni makam, Mullah Nasruddin Hoja.* *Ady Amar, penikmat dan pemerhati buku, tinggal di Surabaya. Baca juga Monumen Nasaruddin Hoja di Konya, Turki. - Oleh Achmad Charris Zubair, Mantan Dosen Filsafat UGM tinggal di Kotagede, satu malam, Nasaruddin Hoja terlihat sibuk mencari cari sesuatu di bawah lampu penerangan jalan di sudut kampung kota Antah seorang tetangganya penasaran dan bertanya "Dari tadi kuperhatikan dirimu sibuk mencari sesuatu disini. Apa yang kau cari wahai Nasaruddin?" Nasaruddin menjawab "Kunci lemari pakaianku. Tadi jatuh dan tak bisa kutemukan lagi". "Memang jatuhnya di sebelah mana?" "Jatuhnya di rumahku" "Di rumahmu? Lalu kenapa kau mencarinya di sini?" "Rumahku gelap gulita, sedangkan di sini terang benderang. Kata Sang Guru Bijak yang selalu kuingat, bahwa mencari barang hilang di tempat terang lebih mudah daripada mencari barang hilang di tempat gelap." *****Nasaruddin Hoja secara teoretik normatif benar, logikanya "lurus", secara etis ia juga menunjukkan "ketaatan" pada Sang Guru Bijak. Namun, secara fakta dan evidensi objektif ia tidak akan pernah menyelesaikan masalah, ia tidak akan pernah menemukan kuncinya yang Nasaruddin Hoja nampak konyol dan "bodoh", tapi kisah itu sesungguhnya sedang menyindir kebanyakan manusia. Menyindir kita-kita ini, bahkan yang hidup di masa milenial, masa puncak ilmu dan rasionalitas manusia. Manusia seperti sedang jumawa ketika bicara fatwa, bicara ayat, bicara hal yang seolah logis normatif, bahkan suci dan sakral. Sampai berbuih buih dan bahkan sampai menyalahkan orang lain dan hanya membenarkan dirinya. Tapi, ternyata hanya berhenti pada sepotong teks tidak sampai menggapai keutuhan konteks. Tak mampu melihat hal yang faktual dan aktual. Sibuk mencari pembenaran dan bukannya saya yang lemah ini untuk mawas diri, apakah ternyata perilaku Nasaruddin Hoja itu adalah perilaku saya sendiri? BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini SimpanSimpan 3 Nasrudin Hoja Untuk Nanti. 0 penilaian 0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara) 19 tayangan 10 halaman. 3 Nasrudin Hoja. Diunggah oleh Dinan Hadaina. aku pergi. Tapi pikirkan" bagaimana kalau perusuhnya sudah ada di dalam sana #" kata Nasrudin sambil beranjak dari tempatnya 1 3. API Hari ,um-at itu, Nasrudin menjadi
Topik Khusus Nasrudin Hoja dikenal sebagai filsuf yang bijak namun memiliki kisah-kisah dan anekdot yang lucu. Kisah-kisah Nasrudin Hoja biasanya mengandung humor dan mendidik. Berita Terkini Temu Hikmah Kisah Nasrudin Hadiah Gajah dari Komandan Tentara Rabu, 2 Maret 2022 0400 WIB Temu Hikmah Kisah Nasrudin Kuda yang Bisa Bernyanyi Selasa, 1 Maret 2022 2309 WIB Temu Hikmah Kisah Anak Lelaki Pintar dan Keledai yang Hilang Selasa, 1 Maret 2022 1416 WIB Temu Hikmah Pelukis dan Perempuan Kaya Pembawa Anjing Senin, 28 Februari 2022 0500 WIB Temu Hikmah Saat Nasrudin Datang ke Pesta Senin, 28 Februari 2022 0420 WIB Temu Hikmah Tips Pertama untuk Layanan Kedua Minggu, 27 Februari 2022 2132 WIB Temu Hikmah Nasrudin dan Doa yang Tergesa Minggu, 27 Februari 2022 2128 WIB Temu Hikmah Nasrudin dan Janggut Kepala Desa Sabtu, 26 Februari 2022 0620 WIB Temu Hikmah Nasrudin dan Puisi Karya Kepala Desa Sabtu, 26 Februari 2022 0415 WIB Temu Hikmah Nasrudin dan Pot Tetangga yang Beranak Jumat, 25 Februari 2022 0700 WIB Temu Hikmah Nasrudin dan Lelaki Buta Huruf Kamis, 24 Februari 2022 0500 WIB Temu Hikmah Takdir Menurut Nasrudin Kamis, 24 Februari 2022 0420 WIB Temu Hikmah Satu Cara untuk Bisa Bergembira! Rabu, 23 Februari 2022 0430 WIB Temu Hikmah Nasrudin Pakaian yang Memberi Makanan Selasa, 22 Februari 2022 0415 WIB Temu Hikmah Nasrudin di Medan Perang..!! Senin, 21 Februari 2022 0600 WIB 1 2 Next
Dalambuku Shalat Jum'at di Hari Kamis: 101 Kisah Jenaka Nasruddin Hoja karya Muhibin diceritakan, Nasrudin Hoja pernah memiliki keledai yang sangat malas dan lambat sekali kalau berjalan.. Bahkan, jarak yang hanya satu kilometer harus ditempuhnya sampai berjam-jam lamanya. Suatu hari, Nasruddin pun mengendarai keledainya yang malas itu untuk pergi ke suatu tempat.

Faiz Romzi Ahmad Sastra Thursday, 22 Apr 2021, 0832 WIB Konon Nasrudin Hoja hidup di tahun 1300-an, di masa emas dinasti Saljuk. Ia adalah seorang sufi yang berasal dari desa Hortu, Turki. Namun layaknya kisah dongeng atau cerita rakyat, sumbernya memang tidak pernah jelas. Tapi, hingga sampai saat ini penduduk desa Hortu selalu merayakan festival Nasrudin Hoja antara 5 dan 10 Juli. Kita mengenal Abu Nawas, Syekh Bahlul atau bahkan Kabayan sebagai tokoh yang mahsyur di ingatan masyarakat kita karena kenjenakaannya. Nasrudin Hoja adalah tokoh popular dalam sejumlah besar kisah jenaka di seluruh dunia, terutama di Negara Negara Timur Tengah dan sekitarnya. Karakter tokoh ini unik, sebab seringkali berbalikan dengan karakter seorang sufi atau filsuf pada umumnya. Nasrudin Hoja acapkali dikisahkan sebagai orang yang kadang kadang bijaksana, kadang kadang bodoh dan kadang kadang keduanya. Ia cenderung tak logis, namun bernalar, rasional namun tak cocok akal, aneh namun normal, juga berpikiran dangkal namun sangat bijaksana sekaligus. ** Alkisah, orang orang di tempat Nasrudin tinggal suka sekali nongkrong sambil mengeluhkan kehidupannya. Mereka biasanya berkumpul di sebuah kedai kopi, lalu bergantian menceritakan hal hal buruk yang pernah menimpa di kehidupan mereka. Ada yang mengeluh kakinya sakit dan sulit sembuh, ada yang kesal karena harus memperbaiki atap rumahnya yang bocol, ada pula yang berulang ulang menceritakan kegagalannya. Suatu hari Nasrudin masuk ke warung kopi tersebut. Ia menceritakan sebuah lelucon, dan semua yang ada di sana tertawa lepas hingga berderai air mata. Beberapa menit kemudian, Nasrudin berdiri dan menceritakan kembali lelucon yang sama. Kali ini hanya beberapa orang yang tertawa, itupun tak keras. Tak lama kemudian, Nasrudin kembali berdiri dan menceritakan lelucon yang sama persis, dan tak ada seorang pun yang tertawa. Satu pria di kedai kopi itu bertanya dengan agak sedikit kesal, Hai Nasrudin. Mengapa engkau menceritakan lelucon yang sama berulang ulang? Bukankah itu membuat kami tak senang? Nasrudin tersenyum, lantas berkata, Jika kalian tak bisa tertawa pada lelucon yang diceritakan berulang kali, lantas mengapa kalian selalu mengeluhkan masalah masalah yang sama berulang ulang." *Disarikan dari Buku Sang Mullah, Kumpulan Kisah Bijak Jenaka Nasrudin Hoja nasrudinhoja jenaka humor sufi Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Sastra Terpopuler Tulisan Terpilih

Febru. Suatu hari Nasrudin sedang berjalan-jalan di pasar. Tiba-tiba ada orang yang menamparnya dari belakang. Ia terkejut dan menoleh ke belakang. Orang itu pun terkejut dan segera minta maaf. "Maaf tuan, aku kira anda teman saya" kata orang itu. Tapi Nasrudin tak terima, ia melaporkan ke pengadilan.
Homi ki é homi ka ta manda papagaio, ayoHomi ki é homi ka ta manda papagaioHomi ki é homi ka ta manda papagaio, ayoHomi ki é homi ka ta manda papagaioN'avisau, n'ripitiu, n'torna flauKo porta mal, kelá pa mi ka ta daTínhamos tudo para dar certo, ululuNão sabes como eu sofriN'staba mal, ma dja aceta, eitaPronta pa torna começaMama avisaba, mi mama dja flabaNha fidju, homi si ka bali nadaPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelá foi Dios ki libram, ayaPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelá foi só Dios ki libramBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka é nha alma gêmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka é nha alma gêmeaMás un bês bu fla ma ami eraBu amiga, bu amor, bu amantiEt c'est pas vraiEt c'est pas vraiÉ ka un, é dôs, trêsBu fadja, bu mintiBu fazem di dodu, bu jura pa tudu, aiéProblema ki, pa bo, kelá é normalPa mi bu ta matabaHoji foi bo ki matam, yaMa n'ka ta desejau mal nauKelá foi só Dios ki libramBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka é nha alma gêmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka é nha alma gêmeaAfinal, o papi é mentirosoAfinal, o papi perdeu tudoAfinal, o papi manipulouManipulou manipulouAfinal, o papi é mentirosoAfinal, o papi perdeu tudoAfinal, o papi manipulouManipulou manipulouBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka é nha alma gêmeaBu ka bali nadaNau, bu ka bali penaGossi mi n'ten certezaBu ka é nha alma gêmeaAh, ah, n'ten dorAh, n'ten dorAh, ah, j'ai mal
Judulbuku: Shalat Jum'at di Hari Kamis 101 Kisah Jenaka Nasruddin Hoja Oleh: Muhibin Penerbit: Mutiara Media Pertama kali membaca kisah tentang Nasruddin Hoja dari buku Bahasa Inggris SMP dan SMA yang kala itu tokohnya bernama Nesreddin. Kisahnya begitu unik dan lucu namun sarat makna. Berawal dari sinilah upaya untuk mengumpulkan kisah-kisah Nereddin atau Nasruddin mulai timbul, namun apa
JAKARTA - Kisah-kisah humor Nasruddin Khodja sudah dikenal di seluruh dunia. Ia adalah seorang sufi yang menawarkan jalan kearifan yang jenaka, yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat buku Shalat Jum’at di Hari Kamis 101 Kisah Jenaka Nasruddin Hoja karya Muhibin diceritakan, Nasrudin Hoja pernah memiliki keledai yang sangat malas dan lambat sekali kalau jarak yang hanya satu kilometer harus ditempuhnya sampai berjam-jam lamanya. Suatu hari, Nasruddin pun mengendarai keledainya yang malas itu untuk pergi ke suatu tempat. Di tengah perjalanan, dia pun berpapasan dengan seorang kawannya.“Hei Nasruddin, kau mau ke mana?" sapa kawannya itu. Lalu Nasruddin menjawab, “Aku mau shalat Jum’at di kampung sebelah.”Mendengar jawaban Nasruddin, kawannya pun menjadi heran, “Lho, tapi ini kan masih hari Kamis?”“Iya, aku tahu,” kata Nasruddin, “Tapi keledaiku ini amat istimewa, dia lambat sekali kalau berjalan. Aku sudah bersyukur kalau besok bisa tiba di masjid itu tepat pada waktunya.”Menurut pendapat yang masyhur, Nasruddin Hoja hidup di akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15. Dia lahir di desa Khortu, Sivri Hisar, Anatolia Tengah, Turki pada 776 Hijriah atau 1372 Masehi. Dia meninggal dunia di kota Ak-Shehir, Provinsi Konya pada 838 Hijriah atau 1432 Masehi dan dimakamkan di kota itu.
BukuSANG MULLAH KUMPULAN KISAH BIJAK JENAKA NASRUDIN HOJA - Astrid S di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan.
BKBN Bu Ka Bali Nada VNVN Você Não Vale Nada Homi ki é homi ka ta manda papagaio, ayo Homi ki é homi ka ta manda papagaio, ayo Homem que é homem, não fica de conversa fiada, ei Homi ki é homi ka ta manda papagaio Homi ki é homi ka ta manda papagaio Homem que é homem, não fica de conversa fiada Homi ki é homi ka ta manda papagaio, ayo Homi ki é homi ka ta manda papagaio, ayo Homem que é homem, não fica de conversa fiada, ei Homi ki é homi ka ta manda papagaio Homi ki é homi ka ta manda papagaio Homem que é homem, não fica de conversa fiada N&39;avisau, n&39;ripitiu, n&39;torna flau N&39;avisau, n&39;ripitiu, n&39;torna flau Te avisei, repeti e te falei de novo Ko porta mal, kelá pa mi ka ta da Ko porta mal, kelá pa mi ka ta da Pra parar de se comportar mal, que pra mim já chega Tínhamos tudo para dar certo, ululu Tínhamos tudo para dar certo, ululu Tínhamos tudo para dar certo, real Não sabes como eu sofri Não sabes como eu sofri Você não como eu sofri N&39;staba mal, ma dja aceta, eita N&39;staba mal, ma dja aceta, eita Estava mal, mas já aceitei, eita Pronta pa torna começa Pronta pa torna começa Pronta pra começar de novo Mama avisaba, mi mama dja flaba Mama avisaba, mi mama dja flaba Minha mãe avisava, minha mãe sempre falava Nha fidju, homi si ka bali nada Nha fidju, homi si ka bali nada Minha filha, homem assim não vale nada Pa mi bu ta mataba Pa mi bu ta mataba Você matava por mim Hoji foi bo ki matam, ya Hoji foi bo ki matam, ya Hoje foi você que acabou me matando, é Ma n&39;ka ta desejau mal nau Ma n&39;ka ta desejau mal nau Mas não te desejo nenhum mal Kelá foi Dios ki libram, aya Kelá foi Dios ki libram, aya Isso foi Deus que me livrou, ah Pa mi bu ta mataba Pa mi bu ta mataba Você matava por mim Hoji foi bo ki matam, ya Hoji foi bo ki matam, ya Hoje foi você que acabou me matando, é Ma n&39;ka ta desejau mal nau Ma n&39;ka ta desejau mal nau Mas não te desejo nenhum mal Kelá foi só Dios ki libram Kelá foi só Dios ki libram Isso foi Deus que me livrou, ah Bu ka bali nada Bu ka bali nada Você não vale nada Nau, bu ka bali pena Nau, bu ka bali pena Não, você não vale a pena Gossi mi n&39;ten certeza Gossi mi n&39;ten certeza Hoje tenho certeza Bu ka é nha alma gêmea Bu ka é nha alma gêmea Que você não é minha alma gêmea Bu ka bali nada Bu ka bali nada Você não vale nada Nau, bu ka bali pena Nau, bu ka bali pena Não, você não vale a pena Gossi mi n&39;ten certeza Gossi mi n&39;ten certeza Hoje tenho certeza Bu ka é nha alma gêmea Bu ka é nha alma gêmea Que você não é minha alma gêmea Más un bês bu fla ma ami era Más un bês bu fla ma ami era Mais uma vez, que você me fala que era só Bu amiga, bu amor, bu amanti Bu amiga, bu amor, bu amanti Sua amiga, seu amor, sua amante Et c&39;est pas vrai Et c&39;est pas vrai E isso não é verdade Et c&39;est pas vrai Et c&39;est pas vrai Isso não é verdade É ka un, é dôs, três É ka un, é dôs, três Não foi uma vez, mas duas, três Bu fadja, bu minti Bu fadja, bu minti Você vacilou, você mentiu Bu fazem di dodu, bu jura pa tudu, aié Bu fazem di dodu, bu jura pa tudu, aié Você me fez ser a doida, você jurou por tudo, é Problema ki, pa bo, kelá é normal Problema ki, pa bo, kelá é normal O problema é que pra você isso é normal Pa mi bu ta mataba Pa mi bu ta mataba Você matava por mim Hoji foi bo ki matam, ya Hoji foi bo ki matam, ya Hoje foi você que acabou me matando, é Ma n&39;ka ta desejau mal nau Ma n&39;ka ta desejau mal nau Mas não te desejo nenhum mal Kelá foi só Dios ki libram Kelá foi só Dios ki libram Isso foi Deus que me livrou Bu ka bali nada Bu ka bali nada Você não vale nada Nau, bu ka bali pena Nau, bu ka bali pena Não, você não vale a pena Gossi mi n&39;ten certeza Gossi mi n&39;ten certeza Hoje tenho certeza Bu ka é nha alma gêmea Bu ka é nha alma gêmea Que você não é minha alma gêmea Bu ka bali nada Bu ka bali nada Você não vale nada Nau, bu ka bali pena Nau, bu ka bali pena Não, você não vale a pena Gossi mi n&39;ten certeza Gossi mi n&39;ten certeza Hoje tenho certeza Bu ka é nha alma gêmea Bu ka é nha alma gêmea Que você não é minha alma gêmea Afinal, o papi é mentiroso Afinal, o papi é mentiroso No fim, o cara é mentiroso Afinal, o papi perdeu tudo Afinal, o papi perdeu tudo No fim, o cara perdeu tudo Afinal, o papi manipulou Afinal, o papi manipulou No fim, o cara manipulou Manipulou manipulou Manipulou manipulou Manipulou manipulou Afinal, o papi é mentiroso Afinal, o papi é mentiroso No fim, o cara é mentiroso Afinal, o papi perdeu tudo Afinal, o papi perdeu tudo No fim, o cara perdeu tudo Afinal, o papi manipulou Afinal, o papi manipulou No fim, o cara manipulou Manipulou manipulou Manipulou manipulou Manipulou manipulou Bu ka bali nada Bu ka bali nada Você não vale nada Nau, bu ka bali pena Nau, bu ka bali pena Não, você não vale a pena Gossi mi n&39;ten certeza Gossi mi n&39;ten certeza Hoje tenho certeza Bu ka é nha alma gêmea Bu ka é nha alma gêmea Que você não é minha alma gêmea Bu ka bali nada Bu ka bali nada Você não vale nada Nau, bu ka bali pena Nau, bu ka bali pena Não, você não vale a pena Gossi mi n&39;ten certeza Gossi mi n&39;ten certeza Hoje tenho certeza Bu ka é nha alma gêmea Bu ka é nha alma gêmea Que você não é minha alma gêmea Ah, ah, n&39;ten dor Ah, ah, n&39;ten dor Ah, ah, isso me dói Ah, n&39;ten dor Ah, n&39;ten dor Ah, isso me dói Ah, ah, j&39;ai mal Ah, ah, j&39;ai mal Ah, ah, isso me faz mal
.