🎫 Membuat Satelit Telkom 3S

Sepertidiketahui, untuk memproduksi satelit Telkom 3S, Telkom menggaet vendor asal Thales Alenia Space untuk membuat bodi satelitnya dengan kontrak In Orbit Delivery (IOD), dan Ariane Space untuk membuat peluncur satelit (launcher). Total, biaya untuk pembuatan satelit dan peluncuran ini memakan biaya hingga USD 250 juta. › Sejak gagal mengorbit, satelit Telkom-3 menjadi sampah antariksa. Masuk kembalinya satelit itu seharusnya menyadarkan kita untuk makin bijak dalam penggunaan teknologi antariksa agar bisa digunakan secara berkelanjutan. OlehMUCHAMAD ZAID WAHYUDI 8 menit baca KOMPAS/GUNTER'S SPACE PAGE Ilustrasi satelit Telkom-3 buatan ISS Reshetnev milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Satelit ini diluncurkan pada 7 Agustus 2012 menggunakan roket peluncur Proton-M. Namun, kendala di roket bagian atas membuat satelit yang diluncurkan bersama satelit Rusia, Express MD-2, itu akhirnya gagal mencapai orbit geostasioner. Sejak saat itu, satelit ini menjadi sampah antariksa dan jatuh kembali ke Bumi pada Jumat 5/2/2021.Saat diluncurkan pada 2012, satelit Telkom-3 milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk hilang dalam perjalanan menuju orbit. Kini, satelit itu kembali memasuki atmosfer Bumi. Namun, kembalinya Telkom-3 itu bukan untuk menjalankan fungsinya sebagai sarana telekomunikasi, melainkan sebagai sampah terakhir yang dilakukan Badan Antariksa Rusia Roscosmos, Space Track, dan juga Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Lapan menunjukkan satelit Telkom-3 jatuh ke Bumi pada Jumat 5/2/2021 antara pukul WIB. Jika satelit tidak habis terbakar di udara, sisa-sisa satelitnya diprediksi jatuh di wilayah dengan posisi 41,4 derajat lintang utara dan 106,6 derajat bujur timur atau di sekitar perbatasan China dan Mongolia. Meski demikian, hingga Sabtu 6/2/2021 pukul WIB, belum ada laporan yang menyaksikan jatuhnya satelit tersebut atau munculnya kerusakan akibat jatuhnya benda luar angkasa. ”Bisa jadi satelit itu habis terbakar di udara atau jatuh di daerah terpencil yang tidak dihuni manusia,” kata peneliti Lapan Rhorom Telkom-3 diluncurkan pada 7 Agustus 2012 dari bandar antariksa milik Rusia, Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan. Satelit itu diluncurkan bersama satelit Express MD-2 milik Rusia menggunakan roket peluncur Proton-M. Namun, gangguan pembakaran di bagian atas roket yang disebut Briz-M Breeze-M membuat kedua satelit gagal mencapai juga Satelit untuk Tekan KesenjanganSatelit seberat kilogram itu, seperti dikutip Kompas, 11 Agustus 2012, menurut rencana akan ditempatkan di orbit geostasioner di ketinggian kilometer km dari Bumi pada 118 derajat bujur timur atau di atas Selat Makassar. Namun, masalah pada roket peluncur itu membuat satelit ini hanya berada di ketinggian 266 km hingga km dari Telekomunikasi Indonesia Tbk sebagai pemilik satelit akhirnya mengganti satelit Telkom-3 dengan satelit Telkom-3S yang diluncurkan pada 14 Februari 2017 dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou, Guyana-Perancis. Perusahaan peluncurnya pun berganti, yaitu dari Roscosmos ke Arianespace. Demikian pula produsen satelit berubah dari Information Sateliite Systems ISS Reshetnev ke Thales Alenia Rencana peluncuran satelit Telkom-3 pada 7 Agustus 2012 yang berakhir dengan kegagalan. Roket bagian atas Proton-M yang digunakan mengalami masalah hingga satelit gagal mencapai orbit singkatKegagalan satelit Telkom-3 dan Express MD-2 mencapai orbit bersumber pada kegagalan bekerja roket bagian atas dari roket peluncur Proton-M yang membawa kedua satelit tersebut. Semula saat diluncurkan, pembakaran roket Proton-M pada roket tingkat 1 dan tingkat 2 berjalan lancar. Gangguan baru terjadi saat proses pembakaran di roket tingkat 3 yang disebut Briz-M Breeze-M.Seperti dikutipn Kompas, 8 Agustus 2012, pembakaran di roket Briz M itu seharusnya berlangsung dalam empat tahap. Namun, saat mesin ketiga baru menyala selama tujuh detik dari rencana 18 menit 5 detik, mesin roket tiba-tiba mati. Kegagalan mesin ketiga Briz-M bekerja diduga akibat adanya benda asing di pipa bahan bakar. Akibatnya, tekanan bahan bakar roket berkurang drastis hingga kinerja mesin roket pun juga Sistem Satelit Navigasi BeiDou Siap Tandingi GPSMesin ketiga pada Briz-M itu berfungsi membawa satelit dari orbit transfer menuju orbit tujuan pada ketinggian km. Matinya mesin ketiga roket Briz-M itu membuat perjalanan kedua satelit itu terhenti pada orbit rendah Bumi di ketinggian kerja roket peluncur Proton-M memang berbeda dengan roket peluncur lain, seperti Arianne milik Perancis dan Uni Eropa atau roket Long March milik China. Sebelumya, roket Arianne pernah digunakan untuk meluncurkan satelit Telkom-1 dan Telkom-2, sedangkan roket Long March untuk meluncurkan satelit kerja roket Arianne dan Long March tidak menggunakan sistem orbit parkir dan orbit sementara seperti Proton-M, tetapi langsung ke orbit geostasioner. Pola ini membuat peluncuran menggunakan Proton-M menjadi lebih lama dan itu, belum bekerjanya mesin keempat di roket Briz-M membuat satelit Telkom-3 dan Express MD-2 belum bisa dipisahkan atau masih terikat pada roket demikian, Roscosmos saat itu sedang berjanji untuk memisahkan kedua satelit tersebut dari roket pendorongnya. Pemisahan ini dilakukan agar jika benda tersebut masuk kembali ke atmosfer Bumi, ukurannya menjadi lebih kecil hingga risiko menimbulkan kerugian pada manusia makin kecil RESHETNEV Ilustrasi satelit Telkom-3 yang dibuat oleh perusahaan Rusia, ISS-Reshetnev. Satelit ini diluncurkan pada 7 Agustus 2012, tetapi gagal mencapai orbit akibat gangguan pada roket peluncurnya. Pada Jumat 5/2/2021, satelit ini kembali memasuki atmosfer Bumi dan diperkirakan jatuh di dekat perbatasan terbaru menunjukkan, baik roket Briz-M, satelit Telkom-3, maupun satelit Express MD-2, telah terpisah. Menurut konsultan satelit yang pernah bekerja di Hughes Space and Communications, Amerika Serikat, yang membuat satelit Palapa-AB dan Palapa-C, Wicak Soegijoko, proses pemisahan kedua satelit dengan roketnya tetap bisa dilakukan meski roket pendorongnya telah juga Satelit Mengudara, Indonesia BerjayaBahkan, kedua satelit posisinya masih di orbit rendah itu bisa didorong menuju orbit tujuan dengan menggunakan bahan bakar yang ada di satelitnya. Bahan bakar di satelit itu sebenarnya digunakan untuk menopang kerja satelit selama 15 tahun. Jika kemudian bahan bakar itu digunakan untuk mendorong satelit ke orbitnya, umur atau masa pakai satelit dipastikan akan banyak mendorong satelit ke orbit tujuan itu tidak jadi pilihan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Terpangkasnya usia satelit akan membuat pendapatan dari jasa sewa satelit yang diperoleh tidak akan sebanding dengan investasi yang dikeluarkan. Saat ini, nilai investasi satelit Telkom-3 mencapai 200 juta dollar AS, atau sekitar Rp 2,8 triliun dengan kurs Rp per dollar AS saat samping itu, setiap satelit yang diluncurkan ke luar angkasa biasanya sudah dicakup oleh asuransi. Pemilik satelit hanya perlu menunggu 2-3 tahun hingga perusahaan asuransi akan mengganti satelit yang hilang dengan satelit gagal mencapai orbit, satelit Telkom-3 akhirnya hanya menjadi sampah antariksa. Selama 8,5 tahun terakhir, dikutip dari Lapan, satelit ini berputar-putar mengitari Bumi dengan bentuk orbit yang sangat elips hingga jarak terdekat dan terjauh satelit ini dari Bumi berkisar km. Satelit ini terbang melintasi permukaan Bumi di antara 49,9 derajat lintang utara dan 49,9 derajat lintas gagal mencapai orbit, satelit Telkom-3 akhirnya hanya menjadi sampah benda yang diluncurkan dari Bumi dan mengitari Bumi akan mengalami peluruhan atau penurunan ketinggian orbit. Benda itu juga akan mengalami sirkulerisasi orbit atau orbitnya semakin menyerupai lingkaran. Kondisi itu membuat suatu saat benda buatan manusia di luar angkasa atau sampah antariksa itu akan masuk kembali ke atmosfer PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL Prediksi waktu dan lokasi jatuhnya satelit Telkom-3 yang telah menjadi sampah antariksa. Prediksi ini dilakukan oleh Badan Antariksa Rusia Roscosmos, Space Track, dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Lapan. Sampah satelit Telkom-3 itu diprediksi jatuh pada Jumat 5/2/2021 pukul WIB di wilayah perbatasan China dan Mongolia pada posisi 41,4 derajat lintang utara dan 106,6 derajat bujur kejatuhan sampah antariksa itu ada yang bisa dikendalikan hingga bisa ditentukan kapan dan di mana benda tersebut akan jatuh, tetapi banyak pula yang tak terkendali hingga sulit diprediksi waktu dan tempat awal masuk kembalinya atau reentry satelit Telkom-3 ke atmosfer Bumi itu disampaikan Space Track pada 3 Desember 2020. Saat itu, satelit yang diberi kode NORAD 38744 itu diprediksi akan memasuki atmosfer Bumi dalam 60 hari ke depan sejak pengumuman Rhorom, obyek yang jatuh kali ini hanya satelit Telkom-3. Roket pendorong Briz-M yang membawa satelit sudah jatuh lebih dulu ke Bumi pada 9 April 2019 di laut di utara Papua. Adapun teman peluncuran Telkom-3, yaitu satelit Express MD-2, saat ini masih mengorbit Bumi pada ketinggian antara 266 km dan km hingga masih lama untuk jatuh ke dengan konvensi internasional, negara peluncur, yaitu negara pemilik satelit, negara yang menyewakan jasa peluncuran satelit, dan negara tempat peluncuran satelit, bertanggung jawab penuh atas jatuhnya korban atau timbulnya kerugian akibat masuk kembalinya satelit ke atmosfer itu, sejak pertengahan Januari 2021, Lapan dan Roscosmos memantau kejatuhan satelit Telkom-3. Space Track sebagai organisasi yang mendorong keamanan dan pemanfaatan luar angkasa secara berkelanjutan juga turut 30 Januari 2021, satelit Telkom-3 itu sudah berada pada ketinggian kurang dari 200 km. Itu berarti, secara teoretis, benda tersebut akan segera jatuh ke Bumi. Selanjutnya, proses penurunan ketinggian obyek akan semakin cepat hingga mencapai tingkat optimal saat gaya hambat udara setara dengan gravitasi ketinggian 120 km, kecepatan jatuh satelit diperkirakan km per jam atau 8,3 km per detik. Saat memasuki bagian atmosfer Bumi yang lebih rapat, kecepatannya hanya tinggal 100 km per jam atau 27,7 meter per detik. Namun, pada ketinggian 80 km, satelit sampah antariksa itu biasanya sudah akan hancur tercerai-berai menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.”Kecepatan jatuhnya satelit jauh lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan meteor, tambah biasanya mulai bisa diamati atau terbakar akibat gesekan dengan atmosfer Bumi saat berada pada ketinggian 75-120 km. Pada posisi itu, meteor bisa bergerak dengan kecepatan 11-72 km per detik. Makin ke bawah, kecepatannya juga akan menurun karena atmosfer Bumi semakin rapat. Meteor biasanya akan pecah saat berada di ketinggian 50-95 Lintasan satelit Telkom-3 digunakan untuk menentukan kapan dan di mana jatuhnya satelit tersebut yang kini telah menjadi sampah antariksa. Prediksi terakhir, satelit tersebut telah jatuh pada Jumat 5/2/2021 pukul WIB di wilayah perbatasan China dan makin rendahnya posisi satelit Telkom-3, prediksi waktu dan lokasi kejatuhan Telkom-3 akan semakin baik. Upaya memprediksi waktu dan lokasi jatuhnya sampah antariksa itu tidak mudah, terlebih Telkom-3 jatuh secara tidak terkendali. Selain itu, arah jatuh satelit dan besarnya hambatan udara yang menentukan kecepatan jatuhnya satelit sangat bervariasi. Kondisi cuaca antariksa juga akan menentukan seberapa cepat sampah antariksa itu berkurang perhitungan terakhir itulah, satelit ini diperkirakan jatuh pada Jumat 5/2/2021 pukul WIB di perbatasan China dan Mongolia. Meski belum ada laporan, kalaupun obyek ini tidak habis terbakar di udara, diperkirakan hanya 10-40 persen bagian satelit yang tersisa saat jatuh di permukaan benda itu jatuh dan menimbullkan korban masyarakat, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebagai pemilik satelit wajib menutup kerugian yang ditimbulkan. Namun, risiko munculnya korban jiwa akibat jatuhnya sampah antariksa hanya 1 di antara kejadian. Rendahnya risiko itu merupakan konsekuensi dari banyaknya wilayah di Bumi yang tidak dihuni demikian, masuk kembalinya satelit Telkom-3 itu seharusnya menyadarkan kita untuk makin bijak dalam penggunaan teknologi antariksa. Jika tidak, luar angkasa sebagai sumber daya ekonomi penting bagi manusia tidak dapat digunakan secara berkelanjutan, khususnya dalam menopang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang makin intens saat sampah antariksa itu memang memiliki peluang yang kecil untuk bisa menimbulkan korban di Bumi. Namun, jika sampah antariksa itu menabrak satelit aktif yang masih beroperasi, layanan telekomunikasi, hiburan, prakiraan cuaca, pemetaan untuk kepentingan ekonomi, kegiatan ilmiah, dan pengoperasian satelit mata-mata bisa terganggu hingga mengurangi keamanan dan kenyamanan hidup manusia. Telkom3S jadi satelit ke-9 milik PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Jika beroperasi April nanti, PT Telkom mengoperasikan tiga satelit sekaligus, yaitu Telkom 1, Telkom 2, dan Telkom 3S. Telkom 3S akan ditempatkan di orbit geostasioner pada ketinggian 35.736 kilometer di atas khatulistiwa Bumi, pada 118 derajat Bujur Timur (BT) atau di atas Selat Makassar.
Setelah peluncuran satelit Telkom-3S tak jadi di kuartal keempat pada tahun 2016 lalu, dikabarkan bahwa peluncuran Satelit Telkom-3S ini tinggal menunggu waktu saja. Di jelaskan oleh Direktur Network IT & Solution Telkom, Abdus Somad Arief, Telkom 3S rencananya akan diluncurkan pada 15 Februari pukul WIB. Sampai di titik orbit diperkirakan antara 10 hari hingga 15 hari. Kita ketahui bersama, Telkom-3S adalah satelit komunikasi geostasioner milik Indonesia. Satelit Geostasioner adalah Satelit buatan yang ditempatkan pada posisi diatas equator dan bergerak mengelilingi bumi dengan lintasan berbentuk lingkaran yang memiliki sumbu rotasi sama dengan informasi, satelit Telkom-3S akan membawa 49 transponder, lebih banyak dibanding satelit Telkom 1 yang membawa 36 transponder dan satelit Telkom 2 dengan 24 transponder Dalam hal biaya pembuatan dan satelit peluncurnya, pihak Telkom mengeluarkan dana hingga USD 250 juta dimana dibuat oleh dua perusahaan prancis yaitu Thales Alenia Space untuk membuat bodi satelit dan Ariane Space untuk membuat peluncur satelit launcher. Setelit Telkom-3S merupakan satelit keempat milik Telkom setelah Telkom-1, Telkom-2, dan Telkom-3 Telkom-3 gagal mencapai orbit dimana nantinya akan ditempatkan pada slot orbit 118 derajat bujur timur BT yang sebelumnya ditempati oleh satelit Telkom 2. Kemudian, satelit Telkom 2 yang masih aktif hingga 2022 akan dialihkan ke slot orbit 157 BT. Akhirnya kita tunggu saja, channel apa saja yang akan menghiasi pada satelit Telkom 3S.
Itusebabnya, sambil jalan, kita pakai dulu yang sudah ada untuk Telkom 3S," kata dia. Untuk memproduksi satelit Telkom 3S, Telkom menggaet vendor asal Prancis, yakni Thales Alenia Space untuk membuat bodi satelit, dan Ariane Space untuk membuat peluncur satelit (launcher). Keduanya dipilih dengan melalui proses tender. Menanti Satelit 'Made In Indonesia' 5-10 Tahun LagiFoto: Rachman Haryanto › Satelit Telkom 3S sukses diluncurkan dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou, Guyana-Perancis, Rabu 15/2 pagi waktu Jakarta. Kini, satelit itu berada di orbit transfer. Secara bertahap, satelit akan dibawa ke orbit geostasioner, menjalani uji di orbit, hingga akhirnya siap beroperasi dua bulan 3S adalah satelit ke-18 dari Indonesia sejak satelit Palapa A1 diluncurkan pada 9 Juli 1976. Telkom 3S jadi satelit ke-9 milik PT Telekomunikasi Indonesia Telkom. Jika beroperasi April nanti, PT Telkom mengoperasikan tiga satelit sekaligus, yaitu Telkom 1, Telkom 2, dan Telkom 3S. Telkom 3S akan ditempatkan di orbit geostasioner pada ketinggian kilometer di atas khatulistiwa Bumi, pada 118 derajat Bujur Timur BT atau di atas Selat Makassar. Sejak 2005, kapling itu ditempati satelit Telkom 2. Selanjutnya, Telkom 2 akan digeser ke posisi baru di timur Indonesia di atas Samudra Pasifik."Satelit Telkom 3S diluncurkan untuk mengoptimalkan izin satelit di kapling yang ada, sekaligus untuk ekspansi bisnis Telkom," kata Direktur Jaringan, Teknologi Informasi, dan Solusi PT Telkom Abdus Somad Arief, Jumat 3/2, di Jakarta. Optimalisasi itu diperlukan karena izin satelit untuk kapling 118 derajat BT dari Persatuan Telekomunikasi Internasional ITU untuk 36 transponder C-band dan 13 transponder Ku-band. Namun, Telkom 2 hanya punya 24 transponder C-band standar. Jika tak dipakai semua, izin itu bisa dicabut dan diserahkan ke negara lain yang memenuhi ketentuan ITU itu sudah dilakukan PT Telkom. Pada 6 Agustus 2012, satelit Telkom 3 diluncurkan dari Bandar Antariksa Baikonur, Kazakhstan. Namun, peluncuran gagal dan satelit tak mencapai orbit. Jadi, PT Telkom mengganti dengan Telkom 3S. Untuk itu, Telkom 3S dirancang memiliki 24 transponder C-band standar, 8 transponder C-band extended, 4 transponder Ku-band standar, dan 6 transponder Ku-band extended. Karena transponder extended memiliki lebar pita frekuensi 1,5 kali lebih besar dari transponder standar, Telkom 3S mempunyai 49 transponder ekuivalen C-band tambahan 49 transponder, saat Telkom 3S beroperasi, PT Telkom mengelola 109 transponder dari tiga satelit. Itu menekan ketergantungan PT Telkom pada satelit asing. Sebelum ada Telkom 3S, PT Telkom memakai 60 transponder dari dua satelitnya dan menyewa 67 transponder dari satelit asing. "Tambahan transponder membuat layanan jasa satelit lebih cepat, murah, dan efisien," ucap Kepala Proyek Satelit Telkom 3S PT Telkom Tonda lagi, transponder Ku-band punya daya lebih besar, pita frekuensi lebih lebar, dan lebih sederhana dalam proses pengiriman sinyal. Jadi, layanan ke pelanggan, seperti untuk akses internet atau siaran televisi rumah tangga, bisa lebih masif. Kelemahannya, transponder Ku-band lebih tak tahan hujan dibandingkan C-band. Namun, layanan internet pada kondisi itu bisa teknologiSatelit pertama yang dioperasikan PT Telkom ialah satelit Palapa A1 yang diluncurkan pada 9 Juli 1976, saat perusahaan itu bernama Perusahaan Umum Telekomunikasi Perumtel. Itu adalah satelit pertama milik Indonesia sekaligus menjadikan Indonesia negara ketiga di dunia yang punya satelit komunikasi domestik setelah Kanada dan Amerika Asosiasi Satelit Indonesia Dani Indra Widjanarko mengatakan, selama lebih dari 40 tahun penggunaan satelit telekomunikasi domestik di Indonesia, fungsi satelit masih sama, sebagai media komunikasi jarak jauh. Sebagai negara kepulauan dengan banyak daerah terpencil, satelit jadi solusi menghubungkan semua area meski kini ada fiber optik."Bedanya, kapasitas transponder satelit jauh lebih besar," katanya. Palapa A1 hanya memiliki 12 transponder. Kini, satu satelit bisa memiliki 60 transponder. Peningkatan jumlah transponder itu disebabkan satelit masa kini bisa membawa generator listrik lebih besar untuk mencatu daya berbagai muatan, termasuk transponder. Ke depan, transponder yang dibawa satelit bisa lebih banyak. Namun, kian banyak transponder akan membuat satelit makin berat sehingga biaya peluncurannya kian mahal. Dari aspek bisnis, hal itu tak efisien. Di masa lalu, satelit harus berputar bak gasing agar stabil. Pola pergerakan itu membuat bentuk satelit selalu tabung dan antena berada di kepala satelit. Repotnya, bentuk tabung membuat dimensi satelit terbatas sehingga daya muat satelit lebih terbatas. "Sejak 1990-an mulai dikenalkan bentuk satelit kotak," kata Dani. Satelit tak lagi berputar karena yang berputar adalah komponen kecil dalam satelit. Dimensi lebih besar membuat kapasitas satelit membesar dan banyak perangkat elektronik bisa dibawa. Bentuk itu membuat antena tak hanya bisa dipasang di kepala, tetapi juga di sisi timur dan barat satelit. Di sisi utara-selatan ada panel itu, pengendalian satelit kini lebih banyak dengan sistem otomatis sehingga tak butuh banyak petugas pengendali. Berkembangnya teknologi digital membuat perlakuan sinyal lebih mudah karena suara, data, atau video diperlakukan sama sebagai lain yang menguntungkan ialah umur satelit makin panjang. Palapa A1 hanya berusia tujuh tahun. Kini, sejumlah satelit mampu beroperasi sampai 20 tahun. Pertambahan umur hidup satelit itu karena sistem dan teknologi pengendalian satelit makin baik dan tangki bahan bakar yang bisa dibawa satelit kian tantangan terbesar Indonesia adalah mampu membuat satelit secara mandiri. Meski sudah 18 satelit telekomunikasi dimiliki Indonesia, semuanya dibeli dari negara lain. Padahal, kebutuhan satelit Indonesia terus bertambah. Teknologi satelit bersifat terbuka, bisa dikuasai negara mana pun, tak setertutup teknologi roket. "Indonesia mampu membuat satelit mandiri," kata Dani. Perekayasa Indonesia baru mampu membuat satelit mikro. Pembuatan satelit telekomunikasi amat mungkin dilakukan dan direncanakan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, tetapi itu butuh dukungan kuat pemerintah, badan usaha milik negara, dan semua elemen bangsa. JAKARTA- riautribune : Satelit Telkom 3S sukses diluncurkan dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou, Guyana-Perancis, Rabu (15/2/2016) pagi waktu Jakarta. Cara Setting Satelit Telkom Teknologi - Cara setting satelit telkom 3S menjadi solusi satelit telkom 1 yang saat ini mengalami gangguan anomali. Menurut gosip yang beredar gangguan tersebut diakibatkan oleh baterai yang sudah tidak berfungsi atau materi bakar habis. Akibat yang ditimbulkan yaitu keluar dari orbit. Dilihat dari teknisnya satelit telkom 1 telah tidak dapat dipakai sehingga bagaimanapun harus segera dipindahkan ke satelit telkom satelit dari orbit memiliki efek pada pengalihan channel dari satelit palapa ke satelit lain. Dengan demikian channel yang berada di satelit telkom 1 lost signal tidak tayang sama sekali.Cara Setting Satelit Telkom 3S dan Menggabungkannya dengan Satelit Palapa DUntuk memperoleh channel TRANS TV, TRANS7 dan channel yang lain perlu Anda ketahui bahwa orbit satelit telkom 1 dan satelit telkom 3 berlawanan. Satelit telkom 1 berada di 108°E BT sementara telkom 3 di 118°E BT.Perbedaan orbit akan mempunyai pengaruh perubahan letak parabola ketika setting nanti. Adapun cara setting satelit telkom 3S ialah sebagai nama satelit pada settingan receiver yang semula TELKOM 1 menjadi TELKOM 3S. Biarkan list transfonder yang ada di dalamnya jangan dihapusUbah switch port LNB pada receiverJika yang dipakai switch DiseCq 2x1 dan settingan awalnya untuk palapa D pada port 1, maka ubah ke posisi port 2 dan ganti nama menjadi TELKOM S3. Apabila yang digunakan switch 22k On/O dan settingan mulanya untuk palapa D pada posisi 22K On, maka ubah 22K On untuk satelit TELKOM posisi mulanya fokus pada satelit palapa D, dengan cara mengubah port tersebut maka secara otomatis posisi akan konsentrasi pada TELKOM 3S. Tidak perlu mengubah jarak 2 LNB alasannya adalah tidak ada perbedaan yang signifikan di antara ke dua satelit selanjutnya ialah tracking channel tiang penyangga dengan kemiringan 2cm ke arah ingin konsentrasi ke satelit palapa D, geser tiang fokus 3 buah tiang penyangga bracket LNB hingga sungguh-sungguh konsentrasi ke satelit TELKOM 3S sebagai to Satelit Palapa D Tidak Ada Sinyal dan SolusinyaSatelit Palapa D yang diluncurkan di Tiongkok tersebut rampung kala operasinya tepat pada Agustus 2020 kemudian. Ini menimbulkan banyak channel TV penghuni Palapa D mesti mengungsi ke satelit lain. Sebagai gantinya ada satelit Palapa N1 nusantara 2. Tetapi sayang sekali, satelit yang diluncurkan pada 9 April 2020 tersebut gagal mengorbit. Bahkan hancur stasiun TV yang ketika ini berpindah satelit dari palapa D ke satelit Telkom 3S agar tetap dapat bagi Anda yang mengalami datang-tiba channel TV menghilang dan tidak dapat ditemukan, tidak perlu kahawatir. Anda mampu memanggil teknisi untuk mengganti satelit ke Telkom 4 atau Chinasat 10 untuk memperoleh chanel yang Anda Sinyal Parabola yang HilangSelain sebab perpindahan satelit ada beberapa hal yang mengakibatkan sinya suatu chanel tiba-tiba hilang. Diantaranya adalahKondisi cuaca yang berganti mirip mendung dan hujan lebatKabel LNB lepas atau rusak. Namun jika semua normal, mungkin saja dari pihak atau perubahan dish. Perubahan dish mampu tertuntaskan dengan melaksanakan tracking ulang dan pencarian sinyal dari kerusakan salah satu perangkat antena TV yang hilang diakibatkan perpindahan satelit membuat banyak pengguna televisi dengan memindahkan satelit palapa D ke satelit telkom cara setting satelit telkom 3S bisa menjadi penyelesaian dilema tersebut. Dengantambahan 49 transponder, saat Telkom 3S beroperasi, PT Telkom mengelola 109 transponder dari tiga satelit. Itu menekan ketergantungan PT Telkom pada satelit asing. Sebelum ada Telkom 3S, PT Telkom memakai 60 transponder dari dua satelitnya dan menyewa 67 transponder dari satelit asing. "Tambahan transponder membuat layanan jasa satelit lebih cepat, murah, dan efisien," ucap Kepala Proyek Satelit Telkom 3S PT Telkom Tonda Priyanto. Satelit Telkom 3S sukses diluncurkan dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou, Guyana-Perancis, Rabu 15/2/2016 pagi waktu Jakarta. Kini, satelit itu berada di orbit transfer. Secara bertahap, satelit akan dibawa ke orbit geostasioner, menjalani uji di orbit, hingga akhirnya siap beroperasi dua bulan mendatang. Telkom 3S adalah satelit ke-18 dari Indonesia sejak satelit Palapa A1 diluncurkan pada 9 Juli 1976. Telkom 3S jadi satelit ke-9 milik PT Telekomunikasi Indonesia Telkom. Jika beroperasi April nanti, PT Telkom mengoperasikan tiga satelit sekaligus, yaitu Telkom 1, Telkom 2, dan Telkom 3S. Telkom 3S akan ditempatkan di orbit geostasioner pada ketinggian kilometer di atas khatulistiwa Bumi, pada 118 derajat Bujur Timur BT atau di atas Selat Makassar. Sejak 2005, kapling itu ditempati satelit Telkom 2. Selanjutnya, Telkom 2 akan digeser ke posisi baru di timur Indonesia di atas Samudra Pasifik. "Satelit Telkom 3S diluncurkan untuk mengoptimalkan izin satelit di kapling yang ada, sekaligus untuk ekspansi bisnis Telkom," kata Direktur Jaringan, Teknologi Informasi, dan Solusi PT Telkom Abdus Somad Arief, Jumat 3/2/2016, di Jakarta. Optimalisasi itu diperlukan karena izin satelit untuk kapling 118 derajat BT dari Persatuan Telekomunikasi Internasional ITU untuk 36 transponder C-band dan 13 transponder Ku-band. Namun, Telkom 2 hanya punya 24 transponder C-band standar. Jika tak dipakai semua, izin itu bisa dicabut dan diserahkan ke negara lain yang mengantre. Upaya memenuhi ketentuan ITU itu sudah dilakukan PT Telkom. Pada 6 Agustus 2012, satelit Telkom 3 diluncurkan dari Bandar Antariksa Baikonur, Kazakhstan. Namun, peluncuran gagal dan satelit tak mencapai orbit. Jadi, PT Telkom mengganti dengan Telkom 3S. Untuk itu, Telkom 3S dirancang memiliki 24 transponder C-band standar, 8 transponder C-band extended, 4 transponder Ku-band standar, dan 6 transponder Ku-band extended. Karena transponder extended memiliki lebar pita frekuensi 1,5 kali lebih besar dari transponder standar, Telkom 3S mempunyai 49 transponder ekuivalen C-band standar. Dengan tambahan 49 transponder, saat Telkom 3S beroperasi, PT Telkom mengelola 109 transponder dari tiga satelit. Itu menekan ketergantungan PT Telkom pada satelit asing. Sebelum ada Telkom 3S, PT Telkom memakai 60 transponder dari dua satelitnya dan menyewa 67 transponder dari satelit asing. "Tambahan transponder membuat layanan jasa satelit lebih cepat, murah, dan efisien," ucap Kepala Proyek Satelit Telkom 3S PT Telkom Tonda Priyanto. Terlebih lagi, transponder Ku-band punya daya lebih besar, pita frekuensi lebih lebar, dan lebih sederhana dalam proses pengiriman sinyal. Jadi, layanan ke pelanggan, seperti untuk akses internet atau siaran televisi rumah tangga, bisa lebih masif. Kelemahannya, transponder Ku-band lebih tak tahan hujan dibandingkan C-band. Namun, layanan internet pada kondisi itu bisa diandalkan. Perkembangan teknologi Satelit pertama yang dioperasikan PT Telkom ialah satelit Palapa A1 yang diluncurkan pada 9 Juli 1976, saat perusahaan itu bernama Perusahaan Umum Telekomunikasi Perumtel. Itu adalah satelit pertama milik Indonesia sekaligus menjadikan Indonesia negara ketiga di dunia yang punya satelit komunikasi domestik setelah Kanada dan Amerika Serikat. Ketua Asosiasi Satelit Indonesia Dani Indra Widjanarko mengatakan, selama lebih dari 40 tahun penggunaan satelit telekomunikasi domestik di Indonesia, fungsi satelit masih sama, sebagai media komunikasi jarak jauh. Sebagai negara kepulauan dengan banyak daerah terpencil, satelit jadi solusi menghubungkan semua area meski kini ada fiber optik. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Jakarta- Telkom punya alasan khusus ketika memilih dua perusahaan asal Prancis untuk menggarap pembuatan satelit Telkom 3S yang memakan biaya USD 215 juta. Untuk memproduksi satelit Telkom 3S, BUMN telekomunikasi ini menggaet vendor asal Prancis, yakni Thales Alenia Space untuk membuat bodi satelit, dan Ariane Space untuk membuat peluncur satelit ( launcher ).
Cibinong - Satelit Telkom 3S dinyatakan sukses mencapai orbit di 118 derajat Bujur Timur BT, setelah meluncur pada 15 Februari lalu di Kourou, Guyana Perancis. Dengan demikian, satelit yang membawa 49 transponder ini resmi beroperasi. Pengoperasian satelit Telkom 3S diresmikan langsung oleh Menteri BUMN, Rini Soemarno, yang turut didampingi Direktur Utama Telkom, Alex J Sinaga di Stasiun Pengendali Utama Satelit Telkom Cibinong SPU Cibinong, Senin 17/4/2017. Direktur Utama Telkom, Alex J Sinaga mengatakan peluncuran satelit Telkom 3S telah melalui perjalanan panjang sejak satelit pertamanya diluncurkan pada 1976, yakni Palapa A1. Ini menunjukkan upaya perusahaan untuk mengamankan filling slot dan mengembangkan satelit broadband di Tanah Air. Satelit Telkom 3S Menembus Luar Angkasa, Menkominfo Beri Selamat Ini Komik Jepang Mirip Menteri Susi yang Viral di Media Sosial Uber Rugi Rp 37,2 Triliun Sepanjang 2016 "Kami menyadari kebutuhan satelit meningkat. Telkom pun mengganti satelit seri A ke seri B, lalu ke Telkom 3 dengan kualitas, kapasitas, transponder, umur, dan teknis yang lebih baik," jelasnya saat memberikan kata sambutan di peresmian pengopersian Satelit Telkom 3S. "Dengan pengoperasian satelit Telkom 3S ini, kami berkomitmen untuk memberikan layanan telekomunikasi lebih baik ke pelosok negeri dan membangun masyarakat digital," tambah Alex. Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno mengapresiasi upaya Telkom menjalankan bisnis satelit dalam rangka pemerataan akses dari Sabang sampai Merauke selama 40 tahun. Ini menunjukkan komitmen Telkom dalam mewujudkan kekuatan ekonomi digital Indonesia di Asia Tenggara. "Indonesia harus mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatakan daya saing. Saya berharap upaya Telkom meluncurkan satelit dapat mengentaskan kesenjangan digital dan berdampak ke segala aspek ekonomi Indonesia," papar Rini. Seperti diketahui, satelit Telkom 3S diluncurkan untuk menggantikan satelit Telkom 3 yang gagal mencapai orbit pada 2012. Peluncuran satelit ini bertujuan untuk menambah kapasitas, mengingat kapasitas dua satelit existing Telkom telah habis. Selain itu, peluncuran satelit Telkom 3S juga bertujuan untuk mengurangi kesenjangan akses informasi di seluruh pelosok negeri, khususnya di daerah 3T Terdepan, Terluar, dan Terpencil. Adapun, satelit Telkom 3S memiliki 49 transponder, yang terdiri dari 10 KuBand, 24 C Band, dan 8 Extended. Masa operasinya diperkirakan mencapai 18 tahun aktif 15 tahun. Cas/Why* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
SatelitTelkom-3 diluncur - kan pada 7 Agustus 2012 dari bandar antariksa milik Rusia, Kosmodrom Baikonur, di Ka - zakhstan. Satelit itu diluncur-kan bersama satelit Express MD-2 milik Rusia menggu - nakan roket peluncur Pro - ton-M. Gangguan pembakar - an di bagian atas roket yang disebut Briz-M (Breeze-M) membuat satelit gagal men - capai orbit.
Oleh M Zaid Wahyudi - Satelit Telkom 3S sukses diluncurkan dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou, Guyana-Perancis, Rabu 15/2/2016 pagi waktu Jakarta. Kini, satelit itu berada di orbit transfer. Secara bertahap, satelit akan dibawa ke orbit geostasioner, menjalani uji di orbit, hingga akhirnya siap beroperasi dua bulan mendatang. Telkom 3S adalah satelit ke-18 dari Indonesia sejak satelit Palapa A1 diluncurkan pada 9 Juli 1976. Telkom 3S jadi satelit ke-9 milik PT Telekomunikasi Indonesia Telkom. Jika beroperasi April nanti, PT Telkom mengoperasikan tiga satelit sekaligus, yaitu Telkom 1, Telkom 2, dan Telkom 3S akan ditempatkan di orbit geostasioner pada ketinggian kilometer di atas khatulistiwa Bumi, pada 118 derajat Bujur Timur BT atau di atas Selat Makassar. Sejak 2005, kapling itu ditempati satelit Telkom 2. Selanjutnya, Telkom 2 akan digeser ke posisi baru di timur Indonesia di atas Samudra Pasifik. "Satelit Telkom 3S diluncurkan untuk mengoptimalkan izin satelit di kapling yang ada, sekaligus untuk ekspansi bisnis Telkom," kata Direktur Jaringan, Teknologi Informasi, dan Solusi PT Telkom Abdus Somad Arief, Jumat 3/2/2016, di Jakarta. Optimalisasi itu diperlukan karena izin satelit untuk kapling 118 derajat BT dari Persatuan Telekomunikasi Internasional ITU untuk 36 transponder C-band dan 13 transponder Ku-band. Namun, Telkom 2 hanya punya 24 transponder C-band standar. Jika tak dipakai semua, izin itu bisa dicabut dan diserahkan ke negara lain yang mengantre. Upaya memenuhi ketentuan ITU itu sudah dilakukan PT Telkom. Pada 6 Agustus 2012, satelit Telkom 3 diluncurkan dari Bandar Antariksa Baikonur, Kazakhstan. Namun, peluncuran gagal dan satelit tak mencapai orbit. Jadi, PT Telkom mengganti dengan Telkom 3S. Untuk itu, Telkom 3S dirancang memiliki 24 transponder C-band standar, 8 transponder C-band extended, 4 transponder Ku-band standar, dan 6 transponder Ku-band extended. Karena transponder extended memiliki lebar pita frekuensi 1,5 kali lebih besar dari transponder standar, Telkom 3S mempunyai 49 transponder ekuivalen C-band standar. Dengan tambahan 49 transponder, saat Telkom 3S beroperasi, PT Telkom mengelola 109 transponder dari tiga satelit. Itu menekan ketergantungan PT Telkom pada satelit asing. Sebelum ada Telkom 3S, PT Telkom memakai 60 transponder dari dua satelitnya dan menyewa 67 transponder dari satelit asing. "Tambahan transponder membuat layanan jasa satelit lebih cepat, murah, dan efisien," ucap Kepala Proyek Satelit Telkom 3S PT Telkom Tonda Priyanto. Terlebih lagi, transponder Ku-band punya daya lebih besar, pita frekuensi lebih lebar, dan lebih sederhana dalam proses pengiriman sinyal. Jadi, layanan ke pelanggan, seperti untuk akses internet atau siaran televisi rumah tangga, bisa lebih masif. Kelemahannya, transponder Ku-band lebih tak tahan hujan dibandingkan C-band. Namun, layanan internet pada kondisi itu bisa teknologi Satelit pertama yang dioperasikan PT Telkom ialah satelit Palapa A1 yang diluncurkan pada 9 Juli 1976, saat perusahaan itu bernama Perusahaan Umum Telekomunikasi Perumtel. Itu adalah satelit pertama milik Indonesia sekaligus menjadikan Indonesia negara ketiga di dunia yang punya satelit komunikasi domestik setelah Kanada dan Amerika Serikat. Ketua Asosiasi Satelit Indonesia Dani Indra Widjanarko mengatakan, selama lebih dari 40 tahun penggunaan satelit telekomunikasi domestik di Indonesia, fungsi satelit masih sama, sebagai media komunikasi jarak jauh. Sebagai negara kepulauan dengan banyak daerah terpencil, satelit jadi solusi menghubungkan semua area meski kini ada fiber optik. "Bedanya, kapasitas transponder satelit jauh lebih besar," katanya. Palapa A1 hanya memiliki 12 transponder. Kini, satu satelit bisa memiliki 60 transponder. Peningkatan jumlah transponder itu disebabkan satelit masa kini bisa membawa generator listrik lebih besar untuk mencatu daya berbagai muatan, termasuk transponder. Ke depan, transponder yang dibawa satelit bisa lebih banyak. Namun, kian banyak transponder akan membuat satelit makin berat sehingga biaya peluncurannya kian mahal. Dari aspek bisnis, hal itu tak efisien. Di masa lalu, satelit harus berputar bak gasing agar stabil. Pola pergerakan itu membuat bentuk satelit selalu tabung dan antena berada di kepala satelit. Repotnya, bentuk tabung membuat dimensi satelit terbatas sehingga daya muat satelit lebih terbatas. "Sejak 1990-an mulai dikenalkan bentuk satelit kotak," kata Dani. Satelit tak lagi berputar karena yang berputar adalah komponen kecil dalam satelit. Dimensi lebih besar membuat kapasitas satelit membesar dan banyak perangkat elektronik bisa dibawa. Bentuk itu membuat antena tak hanya bisa dipasang di kepala, tetapi juga di sisi timur dan barat satelit. Di sisi utara-selatan ada panel surya. Selain itu, pengendalian satelit kini lebih banyak dengan sistem otomatis sehingga tak butuh banyak petugas pengendali. Berkembangnya teknologi digital membuat perlakuan sinyal lebih mudah karena suara, data, atau video diperlakukan sama sebagai data. Hal lain yang menguntungkan ialah umur satelit makin panjang. Palapa A1 hanya berusia tujuh tahun. Kini, sejumlah satelit mampu beroperasi sampai 20 tahun. Pertambahan umur hidup satelit itu karena sistem dan teknologi pengendalian satelit makin baik dan tangki bahan bakar yang bisa dibawa satelit kian besar. Namun, tantangan terbesar Indonesia adalah mampu membuat satelit secara mandiri. Meski sudah 18 satelit telekomunikasi dimiliki Indonesia, semuanya dibeli dari negara lain. Padahal, kebutuhan satelit Indonesia terus bertambah. Teknologi satelit bersifat terbuka, bisa dikuasai negara mana pun, tak setertutup teknologi roket. "Indonesia mampu membuat satelit mandiri," kata Dani. Perekayasa Indonesia baru mampu membuat satelit mikro. Pembuatan satelit telekomunikasi amat mungkin dilakukan dan direncanakan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, tetapi itu butuh dukungan kuat pemerintah, badan usaha milik negara, dan semua elemen bangsa. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
\n \n \n \n membuat satelit telkom 3s
Sepertidiketahui, untuk memproduksi satelit Telkom 3S, Telkom menggaet vendor asal Thales Alenia Space untuk membuat bodi satelitnya dengan kontrak In Orbit Delivery (IOD), dan Ariane Space untuk membuat peluncur satelitnya (launcher). Total, biaya untuk pembuatan satelit dan peluncuran ini memakan biaya USD 200 juta hingga USD 250 juta.
Rancangan satelit Telkom 3S. Foto telekomunikasi Telkom Indonesia telah meluncurkan satelit terbarunya, Telkom 3S, pada 15 Februari pagi hari. Satelit ini akan digunakan untuk meningkatkan kualitas jaringan komunikasi di Indonesia dan Telkom 3S dirakit oleh perusahaan Thales Alenia Space Prancis. Perusahaan yang telah berkiprah selama lebih dari 40 tahun di bidang manufaktur teknologi luar angkasa ini ditunjuk oleh Telkom pada 2014 untuk mendesain, menguji, dan meluncurkan satelit 3S merupakan satelit komunikasi geostasioner yang akan ditempatkan pada posisi di atas equator dan bergerak mengelilingi Bumi dengan lintasan berbentuk lingkaran yang memiliki sumbu rotasi sama dengan Bumi. Satelit akan berada di posisi 118 bujur timur atau tepatnya di atas pulau Kalimantan, pada ketinggian sekitar dari Ariane 5 membawa satelit Telkom 3S. Foto TelkomSatelit ini dilengkapi dengan total 42 transponder, yang terdiri dari 24 transponder C-Band untuk wilayah Asia Tenggara, 8 sambungan transponder C-Band untuk wilayah Indonesia, Kalimantan Utara, dan Papua Nugini, serta 10 transponder Ku-Band untuk wilayah pita frekuensi C-Band cocok dimanfaatkan di Indonesia untuk menghadapi cuaca buruk. C-Band bisa digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan kecepatan data tinggi, seperti mesin ATM. Sementara pita frekuensi Ku-Band, yang lebih rentan terhadap gangguan cuaca, dipakai untuk kebutuhan siaran televisi, telepon, dan komunikasi bobot 3,5 ton dan daya elektrik 7,8 kilo watt, Telkom 3S memiliki masa aktif 15 tahun untuk mengorbit di atas Bumi. Untuk meluncurkannya ke luar angkasa, Telkom 3S akan ditempatkan di dalam roket Ariane 5 ECA VA235 milik perusahaan peluncur satelit Telkom 3S bersiap diluncurkan. Foto Arianespace via YouTubeSelain menjangkau seluruh wilayah Indonesia, satelit Telkom 3S juga menjangkau seluruh wilayah Asia Tenggara dan sebagian Asia Timur. Satelit Telkom 3S ini juga didesain untuk melayani siaran televisi berkualitas tinggi High-Definition Television, komunikasi seluler, sampai broadband internet. Selain itu, Telkom 3S juga diklaim dapat meningkatkan layanan bit-rate sehingga menghasilkan komunikasi yang lebih negara kepulauan dengan keadaan geografis yang unik, yaitu ribuan pulau dan pegunungan, Indonesia sulit dijangkau oleh sistem komunikasi terrestrial juga serat optik. Atas pertimbangan itu, Telkom Indonesia menjadikan sistem komunikasi satelit sebagai solusi untuk menjangkau segala area di Tanah pertimbangan peluncuran satelit Telkom 3S juga dikarenakan meningkatnya kebutuhan transponder di Asia Tenggara, yaitu 3,5 persen per tahun. Menurut Telkom, kebutuhan transponder nasional jumlahnya mencapai 300, sementara saat ini baru ada 132 pukul WIB, satelit Telkom 3S diluncurkan dari Guiana Spacae Center, kota Kourou, Guyana Prancis. Satelit tersebut berhasil lepas dari roketnya pada menit ke-39 detik ke-42 setelah satelit Telkom 3S di Guyana Prancis. Foto ArianespaceSatelit ini akan menggantikan satelit Telkom-3 yang gagal mencapai orbit saat diluncurkan pada 6 Agustus 3S saat ini masih dalam proses parkir di slot orbitnya, melakukan pembukaan panel surya, sampai terparkir sepenuhnya diperkirakan pada akhir Februari 2017.
Untukmembuat satelit Telkom 3S ini, PT telkom harus mengeluarkan uang sekitar $250 juta dengan mengambil dari kas internal dan pinjaman. Untuk pembuatan satelit Telkom 3S ini lebih banyak di banding Telkom 3 yang kisaran $185 juta. Kita sebagai pengguna satelit mesti menunggu dan semoga banyak membantu untuk kita yang ada di Indonesia.
Satelit di luar angkasa. Foto ThinkstockPerusahaan telekomunikasi Telkom Indonesia akhirnya resmi meluncurkan satelit terbarunya, Telkom 3S, dengan sukses pada 15 Februari pagi hari. Peluncuran dilakukan di Guiana Space Center, kota Kourou, Guyana Telkom 3S diluncurkan dan dioperasikan untuk meningkatkan kualitas jaringan komunikasi di Indonesia dalam hal siaran televisi berkualitas tinggi High-Definition Television, layanan komunikasi seluler, komunikasi bisnis, jaringan ATM, serta broadband 3S masih harus melakukan sejumlah tahapan di angkasa agar ia dapat terparkir penuh di slot orbit 118 bujur timur, tepat di atas pulau Kalimanta, pada ketinggian sekitar dari Bumi. Menurut rencana Telkom 3S bakal mengorbit pada 23 Februari peluncuran Satelit Telkom 3S membuat Indonesia kini memiliki total 7 satelit yang hingga sekarang masih mengorbit di atas Bumi. Untuk 6 satelit lain dari Indonesia, berikut informasi tentangnyaLAPAN A2 merupakan satelit terbaru yang dirakit oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN dan diluncurkan dari Sriharikota, India, pada September 2015. Satelit ini merupakan penerus dari satelit LAPAN A1 atau LAPAN-TUBSat yang dibuat di didesain untuk tiga misi, yaitu pengamatan Bumi, pemantauan kapal dan komunikasi radio amatir. Dengan berat sekitar 78 kg, LAPAN A2 membawa muatan Automatic Identification System AIS.Bentuk satelit LAPAN A2. Foto LAPANTeknologi tersebut memungkinkan satelit untuk dapat melakukan identifikasi terhadap kapal yang akan melintasi wilayah jangkauan LAPAN A2. Untuk misi pengamatan Bumi, satelit menggunakan kamera digital observasi Bumi dengan kamera 4 band multispectral scanning. Kamera itu beresolusi 18 m dengan cakupan 120 kilometer dan kamera resolusi 6 m dengan cakupan 12 x 12 juga dilengkapi dengan Automatic Packet Reporting System APRS yang mendukung komunikasi untuk penanganan bencana, memungkinkan satelit sebagai penghubung sekitar 700 ribu pengguna radio amatir atau Orari Organisasi Amatir Radio Indonesia.Beberapa bulan setelah peluncuran satelit LAPAN A2, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional kembali meluncurkan satelit generasi selanjutnya, LAPAN A3. Satelit digarap bersama dengan Institut Pertanian satelit LAPAN A3. Foto LAPANSeperti halnya A2, LAPAN A3 juga diluncurkan di Srihari kota, India, dengan menumpang roket PSLV C-34 milik India pada 22 Juni 2016. Satelit memiliki misi untuk bantu mengidentifikasi kapal pencuri melakukan misi tersebut, LAPAN A3 yang berbobot 115 kilogram dan berdimensi 50 x 57,4 x 42,4 centimeter ini mengusung resolusi multispektral 4-band dan sebuah kamera masih menggunakan komponen impor, satelit dibuat murni di dalam negeri dan memakai komponen dalam negeri berupa star censor dan reaction II/Cakrawarta IISetelah habis masa orbit satelit Indostar I, MNC Sky Vision meluncurkan satelit penerusnya bernama Indostar II atau Cakrawarta II. Satelit ini diluncurkan pada Mei 2009 lalu di Baikonur Cosmodrome, ini dirakit oleh Boeing Satellite System asal Amerika Serikat dalam waktu 20 bulan. Indostar II kemudian diterbangkan melalui roket Proton Breeze M produksi Khrunichev State Research and Production Space Center asal tipe BS 601 HP memiliki dimensi 4 x 3,6 x 2,7 meter dan bobot sekitar kilogram, serta mengorbit di 107 bujur timur. Masa aktif Indostar II mampu mencapai 15 tahun II membawa 22 transponder Ku-Band dan 10 transponder S-Band untuk memberikan jaringan penyiaran DTH direct-to-home yang kuat dan jasa telekomunikasi lain seperti Internet broadband yang mencakup wilayah Asia satelit ini dioperasikan oleh SES World Skies asal Belanda, setelah ProtoStar melepas peran operator lewat jalur lelang. Hal ini berimbas pada pergantian nama dari Indostar II menjadi D atau bisa disebut dengan Palada D1 merupakan satelit komunikasi geostationer yang dioperasikan oleh Indosat. Ini merupakan satelit pengganti dari Palapa C2 yang sebelumnya mengorbit lebih menunjuk Thales Alenia Space sebagai perakit satelit Palapa D, dengan dasar menggunakan platform tipe Spacebus-4000B3. Satelit memiliki bobot kilogram dan daya elektrik mencakup 6 kilo dibawa ke luar angkasa dengan roket Long March CZ-3B di area peluncuran milik Xichang Satellite Launch Center yang berlokasi di China pada 31 Agustus D membawa kapasitas total 40 transponder yang di antaranya terdiri dari 24 standar C-Band, 11 extended C-Band serta 5 Ku-Band. Transponder tersebut sanggup mencapai wilayah Indonesia, Asean, Asia Pasifik, Timur Tengah dan jam setelah peluncuran, roket yang membawa satelit Palapa D mengalami gangguan sehingga satelit sempat keluar dari posisi orbit yang seharusnya yaitu 113 bujur timur. Kondisi tersebut membuat umur satelit berkurang menjadi 10 tahun, dari yang sebelumnya ditargetkan 15 dia satelit penerus Telkom 1 yang kemudian akan digantikan oleh satelit Telkom 3S yang baru saja diluncurkan Telkom Indonesia di Guyana Prancis. Telkom 2 diluncurkan pada 16 November 2 dirakit oleh Orbital ATK Inc. dengan model GEOStar-2. Satelit ini membawa 24 C-Band transponder untuk menyediakan layanan TV, telepon dan Internet wilayah Indonesia, Asia Tenggara, dan Asia Selatan sekitar kemudian diterbangkan menggunakan roket Ariane 5 ECA dengan Guiana Space Center sebagai lokasi peluncurannya. Telkom 2 mengorbit pada ketinggian kilometer di atas Bumi, tepatnya di 118 bujur 2 yang memiliki bobot kilogram diproyeksi dapat terus beroperasi selama 15 tahun sejak peluncuran. Itu berarti satelit masih memiliki kurang lebih 3 tahun lagi umur masa penerus Telkom 1 ini sempat mengalami penundaan sebanyak dua kali. Perusahaan yang bergerak di sektor perbankan, Bank Rakyat Indonesia atau BRI, mencetak sejarah baru pada pertengahan 2016 lalu. Kala itu mereka jadi perusahaan bank pertama di dunia yang meluncurkan dan mengoperasikan satelit, yang kelak diberi nama BRISat. Foto BRISat via TwitterSatelit BRISat yang berbobot kilogram ini diproduksi oleh Space Systems/Loral SSL, dengan peluncurannya difasilitasi oleh Arianespace melalui roket Ariane 5 ECA yang diluncurkan di Guiana Space Center, Guyana model LS-1300 ini membawa 9 transponder Ku-Band dan 36 C-Band transponder. Semuanya itu digunakan untuk memberikan peningkatan keamanan komunikasi perbankan untuk lebih dari cabang operasional, serta saluran outlet elektronik dan 53 juta pelanggan di seluruh Tanah yang mengorbit di slot orbit 150 bujur timur ini diklaim memiliki masa hidup selama 15 tahun lebih untuk melayani kebutuhan BRI dalam melakukan operasional perbankan. KeberadaanSatelit ini untuk menggantikan satelit Telkom-3 yang diluncurkan pada 6 Agustus 2012, namun gagal mencapai orbit. Bobot satelit ini berkisar 3,5 ton dan daya elektrik 7,8 kilo watt. Sedangkan masa aktifnya berkisar 15 tahun untuk mengorbit di atas bumi. This satellite is below horizon in Kyïv, Ukraine The EIRP values are for Kyïv, Ukraine Telkom 3S © LyngSat, last updated 2023-06-14 - FrequencyBeamEIRP dBW SystemSRFEC LogoSID Provider NameChannel Name ONID-TIDCompressionFormat VPID C/N lockAudio Encryption SourceUpdated 12316 HIndonesia DVB-S28PSK75003/4 Metra TV Albert I220809 1 TVRI Nasional MPEG-4/SD 580 680 Ind 2 Metro TV Indonesia MPEG-4/SD 581 681 Ind 3 Usee Prime MPEG-4/SD 582 682 Ind 4 Ruang Trampil MPEG-4/SD 583 683 Ind 5 Indonesiana TV MPEG-4/HD 584 684 Ind 6 Usee Photo MPEG-4/SD 410 420 Ind 7 IndiHome Shopping MPEG-4/SD 510 520 Ind 8 Indonesiana TV MPEG-4/HD 504 604 Ind Telkom 3S © LyngSat, last updated 2023-06-14 - Telkom 3S © LyngSat, last updated 2023-06-14 - FrequencyBeamEIRP dBW SystemSRFEC LogoSID Provider NameChannel Name ONID-TIDCompressionFormat VPID C/N lockAudio Encryption SourceUpdated 12560 HIndonesia DVB-S28PSK100003/5 Transvision Irdeto Bulek Sps190827 Telkom 3S © LyngSat, last updated 2023-06-14 - Colour legend based on your location Beam Within footprint center Within footprint Outside of footprint Below horizon Beam data unavailable Frequency Ku band C band S/Ka band - - System DVB-S2 DVB-S non-DTH - - Access Clear, HD Clear, SD Encrypted, subscribable Encrypted, non-subscribable - The subscription info per country may be incomplete. The content on this website is protected by copyright. All rights reserved. LyngSat is a registered trademark, owned by LyngSat Network. You are welcome to send updates and corrections to webmaster Logotypes provided by LyngSat Logo Adapuncara setting satelit telkom 3S ialah sebagai berikut. Ubah nama satelit pada settingan receiver yang semula TELKOM 1 menjadi TELKOM 3S. Biarkan list transfonder yang ada di dalamnya (jangan dihapus) Ubah switch port LNB pada receiver; Jika yang dipakai switch DiseCq 2x1 dan settingan awalnya untuk palapa D pada port 1, maka ubah ke posisi port 2 dan ganti nama menjadi TELKOM S3. Apabila yang digunakan switch 22k On/O dan settingan mulanya untuk palapa D pada posisi 22K On, maka ubah CaraTracking Satelit TELKOM 3S Menggunakan Dish Mini Ex TELVIS 1. Setting receiver anda dengan membuat list satelite baru dan beri nama TELKOM3S ( nama boleh bebas) dan masukan juga posisi nya di 118.0 E Pada2014, Telkom menggandeng perusahaan industri antariksa asal Prancis, Thales Alenia Space, untuk membuat satelit yang baru bernama Telkom-3S. Kontrak pengadaan satelit yang dilakukan antara Telkom dan Thales Alenia Space bernilai 199,7 juta dolar (sekitar Rp 2,7 triliun) yang ditandatangani pada Juli 2014.
  1. Мухо клыщαδጻбе ሏ
  2. Упаዐኔзевощ υዝωገеሡωбр
    1. Αстեδኡδխк ուճխхрεկ
    2. Аփէτевጁռ сву ሶջурсጡጻа
    3. Ошотущ χутр коկэта
Telkommenekan kontrak pada Juli 2014 untuk membuat satelit ke tiga mereka ini. Nama 3S adalah kepanjangan dari 3 Subsititution karena satelit ini bisa dibilang pengganti dari satelit Telkom 3 buatan Rusia yang gagal mengorbit pada 2011. Telkom 3S bisa menjangkau seluruh Indonesia dan sebagian Asia Tenggara.
.